life of living (alone)
akhir kata, semut pun kembali, memakul potongan kecil gula yang jatuh dari remehan biskuit dari sang empu, tidak melebihi besarnya coretan tinta, menuju tempat terbaik, istana kecilnya.
jujur, gue nggak tau harus nulis apa. tiba-tiba aja pagi tadi kepikiran pengen nge-post dengan judul ini.
jadi, biarkan saja jari-jemari dengan bantuan pikiran, merangkai tuts-tuts keyboard hingga tercipta sebuah tulisan utuh.
LIFE = KEHIDUPAN (KATA BENDA)
LIVING = HIDUP (KATA KERJA)
ALONE = SENDIRI (KATA SIFAT)
sudah hampir 4 tahun gue hidup sendiri. sendiri artinya : yah SENDIRI.
just you, yourself. no parents. no home. live your life, for YOU. your own sake.
yah! hidup sendiri yang dimulai sejak gue memutuskan cabut dari rumah, untuk melanjutkan pendidikan (yang lebih baik) di kota orang.
5 tahun lalu, gue selalu terkagum-kagum jika menjumpai teman atau saudara yang pulang ke Pontianak setelah sekian lama tinggal di kota lain. rasanya “WOW!”. belum jadi apa-apapun, tetap ada nilai plus dari si saudara ini.
oke.
(mulai bingung).
sepertinya gue memutuskan untuk menceritakan saja kepada teman-teman, yang notabene masih tinggal bersama orang tua, bagaimana kehidupan kaum-kaum gue alias anak perantau, saat harus hidup sendiri.
- kamar = SEGALANYA.
secara kekuasaan penuh yang lo miliki di kota orang ini hanyalah sepetak kamar berukuran 3 x 4 meter ini saja. kalau lo berprinsip “RUMAHKU ISTANAKU”, maka prinsip gue “KAMARKU RUMAHKU ISTANAKU”. (di post ini, biarkan gue mengganti ‘kamar’ dengan ‘rumah’) - segala barang elektronik adalah keluarga tercinta!
mulai dari TV, laptop, speaker, AC, hairdryer, charger, dan semua benda yang dialiri listrik adalah keluarga yang senantiasa mendukung gue baik dalam suka maupun duka. kalau ada salah satu dari mereka yang sedang terganggu, maka gue akan merasakan seperti apa yang lo rasa saat ditinggal adik/kakak tersayang lo ke luar kota. - toilet itu tempat curhat terbaik.
ini adalah bagian rumah yang paling nyaman untuk curhat. mungkin ibarat teman beragama lain, ini adalah HOLY ROOM. di bilik kecil berukuran sekitar 1×1 m ini (lengkap dengan ornamen ember, dan jemuran), gue bisa ‘mencurahkan’ segala perasaan gue. gue bisa nyanyi dengan bebas, gue bisa teriak dengan bebas (bisa ditakar sendiri volumenya). segala hal yang menyesakkan akan gue curahkan di tempat ini. - buku (pinjaman/beli sendiri) ibarat home theatre.
berhubung gue suka baca (dibandingkan nonton), maka gue menerima segala bentuk sumbangan buku pinjaman dari teman-teman tercinta. kalau sudah baca ditemani lantunan lagu oleh si “speaker”, saat itulah FILM gue dimulai.
itu cerita seputar RUMAH gue, alias harta tak bergerak (benda mati).
sekarang mari kita beralih ke harta bergerak (makhluk hidup)
- ibu kos = tukang kredit
eits! tukang kredit bukan pekerjaan buruk loh. mereka justru baik karena mau meminjamkan uang mereka kepada orang yang membutuhkan. demikianlah ibu kos gue yang bersedia meminjamkan rumahnya untuk gue tempati. - mbak kos + mbak cuci baju = personal asisten
(berarti kerjaan PA yang gue bangga2kan di blog sebelumnya setara dengan mbak kos? maybe Yes! haha)
bisa bayangin nggak sih kalau seorang artis tenar hidup tanpa asisten pembantu? apa jadinya?
oke maaf! gue tau itu perbandingan yang terlalu jauh.
yah kurang lebih demikian juga gue. sebagai pemilik rumah, gue perlu bantuan orang lain yang senantiasa menjaga kebersihan rumah gue. mbak-mbak inilah yang berperan besar. - tetangga adalah rekan seprofesi
rumah istana gue ada di daerah perkampungan. bisa dibayangkan kan lingkungannya? kebayang juga dong bagaimana lo harus bersikap terhadap rekan seprofesi agar tetap tampak profesional namun berkharisma? (mulai ngawur) - TEMAN = EMAS
definisi teman (Dubidu; 116) manusia lain yang tidak berhubungan darah, namun mempunyai keterkaitan tertentu dengan diri kita (mis:kesamaan komunitas, tempat kerja, dll)
tau harga emas? terakhir kali kalau nggak salah sekitar 120 rb, untuk emas putih. kalau emas kuning kayaknya lebih mahal. kalau emas lo yang udah berbentuk kalung kesayangan jatuh di lubang wc waktu lo mandi, sedih nggak lo? kalau hilang, nangis nggak lo? - pacar = permen karet
mendampingi di waktu luang, teman bermain di kala bosan, seru-seruan kalau bisa dijadiin balon, bahan iseng2an musuh (lempar ke lantai, tempel ke bawah meja tulis).
kalau itu tadi adalah harta-harta terbaik gue, berikut ini satu-satunya musuh gue di dunia KESENDIRIAN ini.
SICK IS SUCK!
sakit di istana sesungguhnya aja menderita, apalagi kalau di istana-istanaan 3 x 4 meter?
yes! sepertinya cukup demikian hasil koordinasi antara otak dan jemari gue pada malam hari ini.
last but not least,
pesan moral untuk penghuni rumah ASLI :
Cintailah rumahmu, istanamu, raja, ratu, pangeran, putra mahkota, dan segala warganya.
Istana lain boleh lebih tampak bagus, tapi istana terbaik selalu ada di rumahmu sendiri.
pesan moral untuk penghuni rumah PALSU :
Hargailah istanamu dan segala ornamennya yang telah kau bangun atas jerih payahmu selama ini.
Istana lain boleh lebih besar, tapi istana terbaik akan selalu ada di istanamu sendiri.
Teruslah bermain istana-istanaan, sampai terwujud istanamu yang SESUNGGUHNYA.
faricawannabe
benar benar tulisan yang bikin gue ngakak, penuh analogi yang ngawur sehingga gue harus konsentrasi penuh bacanya.padahal di depan gue ada film bagus dan hape di tangan terus berbunyi. sungguh perjuangan berat seperti perjuangan hidup sendiri. ahahahaaa
atributetosca
hal pertama yang ingin g ucapakan “LEBAI”. hahahaa 😀
lebai akibat kamar mandi, barang elektronik hingga tembok menjadi teman curhat yang paling baik. 🙂
but, tulisan yang menyegarkan di saat suntuk :))