Jadi, sebelumnya gue pernah baca tulisan semacam ini dari blog neng Teppy. Si neng bercerita tentang her most heavenly moment. Kira2 gitu. Mulai dari baca, refleksi, dll. Dan sekarang gue juga ingin menulis kisah serupa, versi neng Vinny.

1. Denger lagu via headset
Yang satu ini bisa dilakukan dimana2. Tapi paling menyenangkan, saat lo sedang malas untuk berinteraksi dengan siapa-siapa.
Misal : di busway, di perjalanan (darat, udara). Apalagi sambil mencerna lirik2 lagu kesayangan. Seperti saat ini, gue meleleh jadi es teler denger lagu Breathless – Shayne Ward. 😀

2. Playing with my mind
Sebenernya agak nyambung dengan poin pertama. Sembari mendengar lagu, mencerna lirik, gue sering bikin film sendiri di otak gue.
Misal : The Heart of Matter – India Arie, yang notabene jadi soundtrack SATC 1, selalu bikin gue melayang sedang berjalan di tengah kerumunan para pekerja, dengan setelan blazer, berjalan cepat, di jalanan Fifth Avenue. Atau tiba-tiba aja tu nongol background langit malam bertabur bintang, di kota Manhattan.
I love being actor for my own theatre of mind!

3. Baca buku
Kegiatan satu ini bener-bener sangat mengalihkan pikiran. Apalagi kl baca yang seru sebangsa cerita2 penuh konspirasi macam Da Vinci Code. Atau penuh fiksi macam Harry Potter. Novel berzat adiktif!

4. Nulis
Kamu harus percaya kalau abis nulis, beban otak akan berkurang sekian ons. Gue sering melakukan hal ini kalau sedang mumet, atau sebaliknya semangat. Mostly dilakukan di kos. Sekarang sudah bisa di bb. Dan bisa juga dilakukan di cafe yang nggak rame, sambil nongkrong sendiri, internetan.
That’s paradise!

5. Jalan kaki.
So far, gue paling sering jalan kaki dengan rute kos ke halte busway. Atau di seputaran Sudirman, setelah kuliah. Kalau udah jalan, apalagi ditemani lagu, rasanya gue nggak mau berhenti jalan. Pengennya jalan aja terus sampai jalanan abis. (Ngomongnya sih begitu, tapi belum pernah terlaksana kok. Hehe)
Nah kalau udah jalan begini, gue kebayang salah satu adegan di Forrest Gump, kalo nggak salah, waktu Tom Hanks harus berlari dengan sebelah kakinya yang diberi sanggahan, sampai dia benar2 bisa berlari dengan cepat. Rasanya puas.

6. Makan.
Siapa yang nggak suka makan? Ini adalah penghibur paling universal sepanjang masa. Soal makanan, gue bukan termasuk orang yang ‘kuliner-ista’ (temennya fashionista)
Gue pribadi bukan orang dengan penuh taste untuk kuliner. Maksudnya gue nggak ada restoran favorit, atau makanan favorit.
Gue juga cenderung suka makanan desa, dibanding makanan modern.
Gue lebih suka kue tradisional, dibanding cake bercitarasa bule, macam kelepon, kue tolak, putu, bubur madura, es kacang ijo. Pertanda apakah ini?

7. Tiba di tempat baru.
Entah kenapa gue selalu excited tiap kali datang ke tempat yang baru gue datangi. Pertama kali menginjakkan kaki di Bandung, gue langsung senyum2 sendiri kayak orang gila. Apalagi waktu di Jepang, gue hampir loncat2 saking bahagianya. Ngga hanya berlaku di kota, ke rumah orang aja gue juga senang. Atau misalnya ke spot baru, misalnya ke mall yang baru gue datangi (no matter its size). Gue bisa ‘wah’ pertama kali nginjek Citos, begitupula waktu pertama ke Tamini yang nggak ada apa-apanya itu.

(Nggak kebayang apa yang akan gue lakukan kalau one day gue bisa tiba di New York. Mungkin gue akan nyium2 tanah sambil lari-lari, ngangkat tangan, terus teriak ‘AKHIRNYA GUE NYAMPE AMERIKAAAAA!!’ Terlalu ekstrim? Maaf. Haha.)

8. Quality time with friends.
Garisbawahi. QUALITY TIME.
Siapapun itu, gue suka menghabiskan waktu menyenangkan bersama teman-teman. Kalo boleh jujur, lebih prefer ngobrol2 dibandingkan bercandaan nggak jelas. Tapi kalo nggak bercanda, bisa-bisa stress juga.
As the time goes by, we’ll just know how to spend quality time in our own way. For real friends, even silent could speak a lot, right? 🙂

Itu aja kisah yang ingin gue bagi. Tulisan yang dibaca orang lain juga menjadi one of the moment that I love. 🙂