#1 ‘Finally’ Trip
selamat siang dan salam sejahtera untuk semua.
akhirnya kesampean juga hasrat ngeblog yang terpending dari kemarin. bukan kenapa-kenapa sih. sekarang begitu nyampe rumah jam 8 atau 9, udah kagak sanggup begadang lagi, men. ngantuk bener rasanya. masa’ iya umur segini udah tersandung faktor “U’? oh no!
karena itu, di sela-sela kesibukan menjelang weekend, apapun yang terjadi, gue berikrar harus NULIS. {gara-gara mandangin new postnya andy william terus, jadi termotipasi.}
cukup ya narasinya.
begini.
tanggal 19 hingga 22 April lalu, gue mendapat kesempatan membahagiakan, yakni berkunjung ke Ternate. yes, Maluku Utara. kota yang sebelumnya cuma gue baca di buku sejarah dan geografi jaman SD. yang rasanya di belahan di Indonesia sana, dan tak akan mungkin gue datangi. well, ternyata, pekerjaan ini membawa gue ke sana. happy? absolutely! 🙂
sekilas tentang perjalanan di Ternate, gue berkesempatan untuk mengunjungi banyak tempat. soalnya memang kedatangan 3 wartawan (termasuk gue), dalam agenda menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Mari Elka Pangestu dan kawan-kawan aka rombongan. jadilah kita mengikuti serangkaian jadwal si menteri.
hari pertama tiba di Ternate, kita langsung naik speedboad 15 menit ke kota Sofifi. (ceritanya Maluku Utara baru ganti ibu kota. dari Ternate ke Sofifi, setelah 11 tahun bersama).
secara populasi, kota Sofifi ini masih sepi. tapi ya kita emang nggak sempet jalan-jalan banyak. karena begitu tiba, kita langsung disambut mobil carteran, untuk menuju ke Desa Tobelo, yang tempatnya 3 jam dari kota Sofifi.
dengan letak daerah yang berada di pegunungan, otomatis jalanan pun naik turun belok belok. kiri kanan masih hutan. asri. 1 jam pertama, gue masih menikmati. tapi menit berikutnya, pusing mulai melanda. kudu merem.
3 jam perjalanan. kita pun tiba di tobelo. di sini, kita nginep di hotel Kusu-Kusu. buang pikiran kalian tentang hotel yang biasa kalian jumpai. hotel ini tidak kelihatan dari luar. beloklah dulu ke hutan, 50 meter di dalamnya, baru ada bangunan hotel. hehe.
eh, gue nggak boleh cerita terlalu banyak tentang trip ini. nanti kalian baca aja ya di tulisan gue yang mudah-mudahan terbit bulan depan. :)))
intinya di Tobelo sedang ada kongres masyarakat adat nusantara yang dihadiri 2.000 masyarakat adat dari seluruh Indonesia. yang dimaksud dengan masyarakat adat ini adalah, masyarakat asli suatu suku. jadi, ketemu deh lo sama yang asli dari Papua, Kalimantan, Bali, Jawa, all were there. with their traditional costumes. beauty. 🙂
di luar acara kongres, kita pun ikut jamuan makan untuk menteri. di rumah gubernur, bupati, camat, kepala desa, semua deh. ya, berhubung kita adalah bagian dari menteri, we were so well treated deh.
kita sempat nginap 2 malam di Tobelo. sempat datang ke pameran karya seluruh Indonesia, liat tarian tradisional, jadi tamu di pesta rakyat. seru!
di hari ketiga, kita kembali ke Ternate. sampai di Ternate, berhubung sudah malam, kita pun langsung istirahat.
besoknya, kita jalan lagi ke desa Jailolo, Halmahera Barat. desa ini pun indah. untuk ke desa Jailolo, kita naik speedboat juga, setengah jam. mendekati desa, kita langsung disambut rombongan penari, yang nari di atas perahu. padahal lagi gerimis. well, sambutannya bukan buat kita sih, tapi buat si menteri. tapi kan tetap aja ya berasanya gimana gitu. hehe.
di Jailolo, menteri menghadari pra event festival Teluk Jailolo 2012 yang akan berlangsung bulan Mei mendatang. sembari menteri diving, (salah satu agenda), kami mampir ke desa adat Gamtala, setengah jam dari desa Jailolo.
Gamtala sore itu sepi sekali. tapi dia memang jadi desa adat karena penduduknya masih ada yang berbahasa adat (ya banyak penduduk juga yang sudah mulai meninggalkan budaya asli mereka, karena arus modernisasi). di sini, kita melihat rumah Sasado, rumah asli Suku Sahu. (tulisan tentang rumah Sasado ada di Media Indonesia hari Minggu ini. 😀 *sekalian promo*).
setelah urusan menteri selesai, kita pun kembali ke Ternate. berhubung malam terakhir, kami pun makan malam di pasar kaki lima. menikmati jajanan seafood Ternate. foto-foto di pinggir jalan. menyiapkan kenang-kenangan sebelum pulang.
kembali ke hotel. kemas-kemas. siap pulang.
pagi terakhir di Ternate pun disambut matahari pagi. gue sih tetep eksis fotoin gunung-gunung di depan hotel. jam 6.30, rombongan siap berangkat, dan. ya! menteri meminta wartawan untuk stay satu malam lagi, supaya bisa menikmati wisata di Ternate. ajudan sang menteri langsung nurut. kami pun tak bisa apa-apa.
gue sih, antara senang dan sedih. then, 5 orang tinggal lagi di Ternate.
hari itu, kami mengunjungi kota Tidore. lagi-lagi, temannya Ternate, yang dulu gue cuma tahu selalu disebut-sebut guru IPS kalau lagi nyebut Ternate. Ternate-Tidore. and I finally there, what an honoured!
lokasi Tidore, 45 menit via speedboat dari Ternate. berhubung tidak bersama rombongan menteri, kami pun tidak lagi menikmati first class facility. artinya, kami naik speedboat bersama penduduk biasa, bukan yang dicarter khusus seperti hari sebelumnya. biaya speedboat 6.000/orang. tapi karena kami carter 1 speedboat, biayanya 100.000/kapal.
berhubung ini adalah kota penuh sejarah, banyak benteng berdiri di Tidore. bersama guide asal Ternate, kami mampir deh ke berbagai benteng, mulai dari Portugis, Spanyol, Belanda, tugu ini, itu, banyak.
yang paling menyenangkan, kota Tidore. kotanya rapi, bersih, dan sepi! sungguh menyenangkan. landscapenya sama. kiri kanan gunung. tapi kalau di Tidore, mudah sekali menemukan pantai. dan akhirnya gue sempat mampir di pantai, walau hanya 10 menit. kesimpulan hari itu : I love Tidore!‘
puas bermain di Tidore, kami kembali ke Ternate. mampir beli besi putih (oleh-oleh khas Ternate, yang diproduksi pengrajin di Morotai). kembali ke hotel. now, it’s a last night for real, sebelum kembali ke ibu kota.
well, ini adalah perjalanan pertama gue untuk tujuan mencari lokasi wisata. secara spot, mungkin kota Ternate ini tidak sebagus pemandangan yang akan lo liat di foto-foto kalau liburan di New Zealand, atau ala-ala film hollywood, dengan bukit hijau nan asri, dan warga putih bersih berambut blonde. tapi untuk awan biru, I guarantee that you’ll have one that you won’t regret!
gue belum pernah berkesempatan travelling di negara lain sih. cuma, entah kenapa, gue berkeyakinan bahwa hal paling menarik yang akan kita temukan kalau berkunjung di kota kecil di Indonesia, dengan segala fasilitas yang berkekurangan, adalah penduduk setempat. percayalah, mereka akan menyambut lo dengan sangat ramah, bagai keluarga sendiri, walaupun kalian belum berjabat tangan penanda perkenalan. just give them a smile, then you’re welcomed!
mengutip sedikit kata menteri saat kunjungan, “Yang akan diingat wisatawan bukan candi atau gunung yang didatangi, tapi interaksi dengan masyarakat setempat.”
yeps! travelling around Indonesia isn’t just a trip to capture the nature, but also to explore the people and culture. and that what makes it special!
siap untuk perjalanan berikutnya?
Cerita kuli tinta « vinnydubidus'
[…] selalu membawa penyegaran yang luar biasa. . Sebut saja, saya sudah sempat jalan-jalan ke Bandung, Ternate, Aceh, Bali, Yogyakarta, dan Pekanbaru. Karena gratis, boleh dong kita syukuri. […]