All Vinny  

Desember! November!

 

 

 

 

 

 

DESEMBER! 

Selalu ada yang spesial dari bulan ini. Semua kenangan setahun terulang di hari pertama bulan keduabelas ini dimulai. Termasuk di antaranya keinginan-keinginan tahun ini, tahun lalu, dan tahun-tahun sebelumnya yang terakumulasi menjadi satu, yang kemudian menguak lagi, saat Desember kembali dimulai.

Bulan pamungkas tahun ini gue habiskan dengan piket di kantor. Alhasil, gue melewatkan momen refleksi, introspeksi, evaluasi, dan semacamnya, yang gue telah rencanakan jauh-jauh hari untuk memulai hari ini. Tapi, tak apa lah. Toh, gue tetap mendapatkan kesempatan ‘merayakan’ tanggal 1 Desember (dengan mata sembab karena kantuk, plus sepotong bakwan yang ditawarkan dari mas fotografer di meja sebelah. hehe).

NOVEMBER! 

Belum banyak kisah yang bisa gue ceritakan untuk Desember ini. Beda halnya dengan November.

Yah, saking banyaknya cerita, gue sampai kehilangan waktu untuk bercerita di sini. Eh. Bukan kehilangan waktu deh. Lebih tepatnya, kehilangan kesempatan untuk mengetik di sini (karena keburu ngantuk begitu nyampe rumah).

Gue yang pelupa ini, tentu tidak mau kehilangan memori atas apa yang terjadi November lalu. So, let the pictures record all. 

1. Tanggal 13 November, gue berkesempatan mengunjungi Kudus. Pulang pergi sehari sih. Tapi lumayan juga. Akhirnya gue berhasil menginjakkan kaki  ke Semarang. Dari Semarang, kami rombongan ber-16 (kalau tidak salah), naik bis lagi ke Kudus. Perjalanan 2 jam dihabiskan dengan TIDUR. Maklum, pesawat paling pagi. 2 orang teman saya, Mona dan Imel, pun menginap di rumah, untuk alasan keselamatan bersama (baca : tidak tertinggal pesawat)>

20121203-221602.jpg

20121203-221638.jpg

Inilah tujuan kami di Kudus, mampir ke pabrik rokok Djarum. Hasilnya : pengetahuan dan skill baru, yakni melinting rokok. Lumayan, gue dapat 5 lintingan. 🙂

2. Taman Menteng
Seminggu setelahnya, gue pun berkunjung ke Taman Menteng, menemani si dia live report. Sembari dia bekerja, gue pun berjalan-jalan di taman ini. Dan, gue pun jatuh cinta. Hari itu, matahari tidak terlalu terik. Angin juga sepoi-sepoi. Jadi, enak banget. Cuma, menurut beberapa teman, suasana tak seindah itu kalau hari sudah malam. Banyak jejaka dan gadis yang pacaran. Jadi, kalau mau kesini, Minggu pagi atau siang aja. Enak kok. Bener!

20121203-221802.jpg

20121203-221708.jpg

– jangan pergi, uh –

3. Formula Drift
Apa alasan yang membuat gue cinta dengan pekerjaan ini? Banyak hal baru yang ditemui. Sungguh! Seumur-umur gue nggak pernah membayangkan akan hadir di lomba drifting. Drift sendiri pun baru gue kenali saat menonton film Too Fast, Too Furious, waktu, umm, SMA dulu, kalau tidak salah.

Nah, beberapa minggu lalu, gue meliput Formula Drift Asian Series, di Kemayoran. Ini adalah event internasional. Jadi, drifter yang datang pun dari luar negeri. Dari Indonesia pun banyak. Walau banyak juga yang harus gugur di babak kualifikasi.

Nah, satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil meraih peringkat 10 besar, dari total FD yang berlangsung (Jakarta adalah seri penutup tahun ini. Sebelum di Jakarta, acara serupa sudah berlangsung di Malaysia, dan Singapura), adalah mahasiswa London School of Public Relations, Jakarta, Emmanuel Amandio. Hehe. Hidup LSPR! #FYI

20121203-221844.jpg

All you can hear during the game is just the sound of ‘nguinnnnggggggggggggg’ and bloddy-high-speed-and-risk-driving!

4. Ngumpul
Seperti yang pernah diceritakan sebelumnya, ngumpul adalah jadwal rutin gue dan kawan-kawan seusai bekerja, alias mengetik. Ini salah satu foto narsis, kala jalanan malam Jakarta dibasahi rintik hujan. 🙂

20121203-221930.jpg

Lokasi :McD Senayan.

5. Tenis
Apa itu tenis? Ah jangankan kamu, gue pun tidak pernah tahu macam apa itu permainan tenis, sampai akhirnya gue liputan ke turnamen tenis internasional yang berlangsung di lapangan tenis di Senayan, minggu lalu. Ternyata, SERU! Melihat perjuangan atlet-atlet itu. Ada yang dari Korea, Cina, Australia, Ceko, dan tentunya banyak petenis Indonesia.

#FYI lagi, Indonesia punya banyak atlet unggulan yang sudah dan sedang berusaha masuk ke peringkat 500 besar dunia. Tapi, syarat untuk bisa terus meningkatkan peringkat adalah, petenis ini harus mengumpulkan poin lewat turnamen internasional yang berlangsung, di manapun. Seperti halnya petenis asing yang hadir ke turnamen ini, petenis Indonesia juga kerap bertanding di negara lain.

Masalahnya, pemerintah atau siapapun itu yang berwenang untuk urusan olahraga, belum mendukung para petenis. Alhasil, petenis kita harus pergi bertanding ke negara lain, dengan uangnya sendiri. Jadi, berangkat sendiri, tanding sendiri, pulang sendiri. Kalah disorakin, menang pun belum tentu masyarakat Indonesia tahu. Padahal, yang dibawa bendera merah putih juga.  🙁 Memang sih, banyak yang bilang, ini olahraga high budget ,  yang artinya hanya bisa dilakukan orang-orang berada. Tapi, kalau setahun harus mengeluarkan uang sendiri untuk lebih dari 2 kali pertandingan di luar negeri? Hmm (lagi).

Tidak heran, yang menjadi harapan mereka (hampir 95% atlet yang ditanyai waktu itu) adalah “mudah-mudahan sponsor tenis bertambah”. Belum lagi, turnamen sekelas internasional itu juga sedikittt sekali penontonnya. Entah karena kurang sponsor atau apa. Padahal, seru aja kok gamenya. Nah, berhubung, gue tidak punya kuasa mendatangkan sponsor, gue ingin mengajak teman-teman untuk jadi pendukung petenis-petenis kita aja.

Minggu ini (mulai dari 2 Desember) mereka masih akan bertanding di lapangan tenis GBK, Senayan. Finalnya, 9 Desember nanti. Gratis kok! 

20121203-222015.jpg

Our support means a lot to them. And you, ladies!
Bet you’ll love the game, since you’re gonna find some, or many, cute tennis players there!  Aha! <3

Leave A Comment