Year of Change, 2014
Tulisan rekam jejak tahun 2013 dan rencana 2014, yang tertunda. 😀
Year of Change
“Tahun perubahan”. Tidak ada alasan kenapa saya menaruh kata-kata ini sebagai status BBM yang pertama di tahun 2014. (Ya, sebagai generasi sosial media, setiap tindakan yang dilakukan lewat BB menjadi sangatlah penting, bukan? :p). Mungkin, karena saya menemukan banyak perubahan dalam satu tahun terakhir.
Bukan, perubahan bukan terjadi tahun 2014, melainkan tahun 2013.
Tahun 2013, satu demi satu hal baru terjadi. Hal baru yang kemudian memaksa saya untuk… berubah.
Masih belum berhasil
Beberapa teman saya tahu betapa saya sangat mengagungkan Amerika dan segala kerlap kerlipnya. Tahun demi tahun bekerja sebagai reporter, beriringan dengan sedikit usaha untuk bisa mendapatkan kesempatan bisa menginjakkan kaki di negeri Paman Sam. Namun, apa daya. Tahun 2013 awal, saya kembali gagal mengayunkan langkah yang lebih jauh dalam seleksi program magang di Amerika. Sedih memang. Tapi ya, itulah kenyataan. Gagal 2 kali selama 2 tahun mungkin tidak seberapa. Tapi yah, tetap gagal kan namanya. Perih perih sedap. Belum ada rencana ke depan untuk keinginan yang satu ini.
Ganti arah
Saya tidak pernah membayangkan detik dimana saya akhirnya akan melepaskan dunia wartawan yang saya jalani sejak tahun 2011. Untuk setiap alasan pekerjaan yang melelahkan, menguras otak dan emosi, bidang tulis menulis ini sangat ‘mengenyangkan’ hati saya, hampir setiap hari. Jadi, jangan heran jika ketika hari itu tiba, pertengahan tahun 2013, otak dan hati ini mendekati tahap porak poranda. Pindah kerja, pindah kota. Sungguh bukan hal mudah.
Namun, saya sadar, perubahan ini harus terjadi dan harus dilakukan, cepat atau lambat. Jadi, atas keputusan untuk hidup dengan perubahan itu, saya akan menguatkan diri, dengan cara apapun.
Ganti peran
Yah, terkait dengan subjudul yang digunakan, sudah tentu bagian ini berhubungan dengan ‘manusia’. Menjalani peran baru yang tidak lagi menjadi bagian dari sesuatu yang telah menjadi kebiasaan, menjadi hal yang cukup menghilangkan nafsu makan dan lain-lain. Tapi, lagi-lagi, saya harus percaya bahwa setiap hal baik dan buruk dalam kehidupan terjadi untuk alasan yang tepat. Dan lagi, saya akan menguatkan diri, dengan cara apapun. Mantra ini sungguh penting supaya saya bisa menjalani tahun yang baru dengan lebih baik lagi.
2014
“Awal tahun kemarin doa apa, Vin?”, tanya teman saya. Sejenak saya berpikir. Dan saya lupa. Apa doa yang saya panjatkan saat berdoa di kuil saat malam tahun baru, enam malam lalu. Betapa lambatnya otak saya.
Selama ini, saya memang jarang memanjatkan doa khusus setiap awal tahun baru. Pertama, karena saya kerap tertidur mendekati detik-detik berdoa dimulai. Kedua, memang tidak ada. Tapi khusus tahun ini, saya bersumpah menjalani ibadah dengan mata yang sangat cemerlang.
Ya, saya terbilang jarang memanjatkan permintaan konkret, seperti “dapat duit banyak, dapat pacar, dapat ini, dapat itu” saat kami mendapatkan waktu 3 menit khusyuk untuk memanjatkan doa pribadi. Ketimbang meminta hal yang pasti, saya lebih sering mengajukan permintaan yang lebih susah untuk dikabulkan (menurut saya). Apa itu? Saya hanya berharap “bisa menjalani sepanjang tahun ini dengan lebih happy”. Susah kan ya? Hehe.
Tapi, doa adalah amanah. Amanah untuk diri sendiri. Dengan demikian, saya sudah memberikan amanah untuk diri saya sendiri, bahwa saya harus menganugerahi hati dan pikiran saya, sebuah kehidupan yang menyenangkan sepanjang tahun ini.
Mudah-mudahan tahun 2014 bisa menjadi tahun yang sungguh berbeda, dan menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Mudah-mudahan doa ini terwujud. Semoga kalian juga!
**
Untuk menyalurkan hasrat menulis sesuatu yang bisa disetarakan dengan artikel yang sebelumnya saya buat, akhir tahun lalu saya membuat blog baru. Jeritan hati mantan wartawan (baca : saya) di kuliketik. Semoga halaman itu bisa lebih rajin saya isi, tahun ini. 🙂