Today, Sunday 23th February, mom is having her first birthday cake. At least, it’s first since I was born as her daughter.

Minggu lalu, waktu lagi jemur baju, nyokap tiba-tiba ngomong…

“Hari Minggu mama ulang tahun. Mau beliin kue deh buat ibu-ibu vihara.”

Kemudian…

“Kasihan mama. Ulang tahun nggak pernah ada yang ngucapin. Anak pun nggak ada yang tahu. Nggak kayak anaknya A, B, dan C,” ujarnya, datar.

Waktu denger nyokap ngomong gitu, dalam hati gue cuma bisa ‘ohh’. Soalnya di rumah gue emang nggak pernah ada tradisi merayakan ulang tahun bokap nyokap. Padahal, bokap nyokap hafal semua ulang tahun anak-anaknya. (Jaman SD, tiap gue ulang tahun malah selalu harus foto di studio dengan kostum putri-putri dinasti Cina. Kadang jadi peri). *sedih*

Out of nowhere, setelah pembicaraan itu, gua nggak sengaja mengecek note di bb yang berisi identitas paspor bokap nyokap.

Di sana tertulis,
Ulang tahun nyokap adalah 7 Februari 1949,
Sementara bokap, 21 Februari 1938.

Wah, pas lah sudah! Memang sudah waktunya gue menghadiahkan kue ulang tahun untuk keduanya.

Dan jadilah apa yang berlangsung hari ini. Perayaan kecil-kecilan ulang tahun bonyok dengan kue bertuliskan …

‘Happy Birthday Papa & Mama’.

Saat kue diserahkan tadi pagi, nyokap kontan meneteskan air mata.
Sementara bokap, masih ‘nggak terima’ kalau disebut berulang tahun bulan Februari.
“Saya ulang tahun bulan Mei kok”, katanya.

Kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya perayaan ulang tahun hari ini penuh keanehan.
Pertama, ulang tahun nyokap kan 7 Februari. Lalu kenapa nyokap bisa bilang ulang tahunnya hari ini, tanggal 23?
Kedua, kenapa bokap ngotot ulang tahunnya bulan Mei, bukan Juli?

Hmm, yang tahu jawabannya, hanya mereka, dan kalender penanggalan Cina.

***
Setelah penjelasan ini, mudah-mudahan kelalaian kami dalam mengingat hari ulang tahun papa dan mama boleh dimaafkan.

Jadi, Pa dan Mama, tahun depan ulang tahunnya tanggal berapa? 14 aja ya, biar sekalian Valentine Dinner. =)