All Vinny  

Jelang 9 Juli

Sudah 7 tahun gue mendapatkan hak untuk ikut Pemilu, tapi belum pernah satu kali pun hak itu gue pakai. Alasannya :

  • Waktu itu gue berpikir, “pilih atau nggak pilih, nggak akan ada pengaruh apa-apa”.
  • Repot. Tahun 2009 lalu, gue memegang KTP Pontianak, sementara gue berkuliah di Surabaya. Kalau ingin ikut Pemilu, gue harus pulang ke Pontianak, ATAU mengurus formulir tertentu supaya bisa memilih di Surabaya. Berhubung ngurusin formulir ini  repot, gue pikir “ya udah lah nggak usah ikutan nyoblos aja”.  Alhasil, gue skip lah Pemilu tahun 2009.

Nah, menyambut Pemilu 2014 ini, hal berbeda terjadi. Sangat berbeda. Gue masih menghadapi masalah yang sama seperti tahun 2009 sih. Gue udah memegang KTP Jakarta, tapi posisi gue ada di Pontianak. Tapi, yang jelas berbeda, tahun ini gue semangat banget pengen ikutan Pemiliu. Lebih tepatnya, gregetan. 

Jadilah sejak bulan lalu, gue udah sibuk cari cara supaya bisa milih di Pontianak. Ada yang bilang “tinggal ke TPS aja bawa KTP, pasti bisa kok!”. Saudara gue, pemegang KTP Bogor, pun bilang dia bisa memilih dengan mudah pada saat Pemilihan Legislatif 9 April lalu, dengan hanya bermodal KTP. (Padahal, gue udah coba di Pilleg lalu dengan modal KTP, dan ditolak oleh petugas TPS). Gue pun sirik. Kenapa dia bisa dan gue nggak bisa?

Sejak itu, gue sering menceritakan hal ini ke teman dan saudara gue yang lain. Kemudian, salah satu saudara ikutan sibuk dengan membantu gue mencari informasi di internet tentang cara memilih di TPS yang tidak sesuai KTP. Ternyata ada informasi cukup jelas di situs http://www.kpu.go.id. Di sana, gue bisa mengecek bahwa gue sudah masuk daftar pemilih untuk wilayah Jakarta. Nah, untuk pemilih seperti gue yang ingin memilih di tempat tidak sesuai KTP, gue harus mendapatkan formulir A5.

model a5

Setelah mendapatkan informasi itu, apalagi melihat data gue masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), gue langsung mencari informasi cara mendapatkan formulir A5. Gue klik lah situs http://www.kpupontianak.com. Gue lirik alamat KPU, yang ternyata di pusat kota. Dan langsung gue datengin kantornya. (Sebelum ada Pemilu boro-boro ke kantor KPU, ngelewatin KPU tiap hari pun nggak pernah ngeh kalau di sana ada kantor KPU.)

Untungnya, mas dan mbak mbak di KPU baik-baik. Gue cukup memberikan fotokopi KTP untuk mendapatkan formulir A5. Selain gue, ternyata banyak juga orang yang datang untuk mengurus formulir ini. Waktu gue datang, ada puluhan siswa berseragam sekolah. Sepertinya, mereka pemegang KTP luar Pontianak yang sedang bersekolah di Pontianak. Jadi, perlu formulir serupa juga.

Supaya formulirnya sah, gue perlu mendapatkan tanta tangan dan stempel Lurah dari TPS tempat gue akan memilih. Ini pun bikin deg-degan. Soalnya gue baru terima formulir itu sehari sebelum gue berangkat ke Jakarta, dan formulir itu harus diserahkan kembali ke Lurah lengkap dengan stempel dan tanda tangan, sebelum gue balik ke Pontianak. Berhubung waktu yang mepet dan gue nggak mungkin balik ke Pontianak sebelum jadwal pengembalian formulir, gue pun meminta tolong kepada petugas supaya dibantu. Solusinya, gue harus menyerahkan kembali formulir di hari yang sama.  Gue setuju!

Setelah itu, pugas KPU langsung memberikan nomor telepon Pak Lurah yang harus gue tuju. Gue langsung menelepon si Lurah dan menyatakan maskud gue untuk meminta tanda tangan dan stempelnya. Lurah menyambut baik, dan pergi lah gue ke rumah si Lurah.

Sampai di sini, semua proses sudah dilancarkan. Meskipun sempat menunggu Pak Lurah sekitar 20 menit karena si Bapak lagi jalan-jalan ke rumah tetangga, akhirnya gue bertemu dengan Pak Lurah. Dengan mudah, gue langsung mendapatkan tanda tangan dan stempel yang dibutuhkan. Selesai ditandatangan dan distempel, gue langsung mengembalikan lembaran itu ke Pak Lurah. Beres!

Dengan serangkaian perjalanan tadi, gue semakin tidak sabar untuk ikutan nyoblos besok.

Gue gregetan untuk ikut memenangkan Presiden yang paling layak memimpin kita semua selama 5 tahun ke depan.
Kenapa? Karena gue percaya Pemilu kali ini membawa perubahan besar untuk bangsa kita, bangsa Indonesia.
Makanya, gue makin nggak sabar untuk ikut memberikan suara.
Plus, gue nggak sabar melihat kelingking gue dicelupin tinta.

100 ribu nggak akan jadi 100 ribu tanpa 1 rupiah. 

Sama aja dengan suara kita. Satu suara akan sangat menentukan masa depan bangsa yang kita inginkan.

Jadi, kalau kalian punya hak memilih, dan bisa memilih, jangan lewatkan kesempatan untuk memilih besok, 9 Juli! Sampaikan ini untuk orang-orang di sekeliling  kamu juga. Jangan Lewatkan Pemilu Besok!

Sejujurnya, masih agak deg-degan sedikit sih buat besok. Khawatir kalau formulirnya ada masalah. Mudah-mudahan tidak!  

0 thoughts on “Jelang 9 Juli

  1. Mas Oke

    jadi bisa milih kan akhirnya, neng?

    1. vinnydubidu

      bisa bang. =)

Leave A Comment