All Vinny  

Day 8 : “You” Review

Topic : The good, the bad, and the ugly of yourself

Wah, susah nih. Mengupas diri sendiri.

The good

Supel. Beberapa kenalan bilang saya tergolong orang yang supel alias gampang bergaul dengan siapa saja. Untuk beberapa lingkungan dan situasi, mungkin kelihatannya gitu ya. Misalnya : di komunitas hobi, seni, kerja, kampus. TAPI, banyak juga kok lingkungan yang bikin saya sering ciut untuk menjadi si supel. Misalnya : komunitas yang saya tak kuasai – film, musik, seni lainnya, bisnis, fashion. Belum lagi, kalau ngomongin mood dan mood. Seringkali malah jadi nggak supel sama sekali, sampai-sampai saya jadi…

The bad 

Saya inget banget, salah satu teman pernah bilang saya terlalu cuek. Kalau dari luar, cuek saya terlihat dari gaya pakaian yang suka awut-awutan dan ala kadarnya. Sekarang udah mendingan sih, agar sadar untuk berpenampilan selayaknya, walaupun masih malas nyisir rambut. Udah mau poles lipstik sedikit lah.

Yang diprotes teman saya, tentu cuek dari dalam. Setelah dibilangin gitu, bener juga sih. Seringkali saya terlalu cuek. Antara bener-bener ndak ngeh, atau berpura-pura ndak ngeh. Misalnya, kalau ada teman di sekeliling yang lagi sedih, kadang saya kurang peka untuk bertanya. Atau kalau ada teman yang sedang butuh diperhatikan, seringkali saya abaikan juga. Ya itu tadi, kadang karena memang nggak peka betulan, atau memang sendirinya aja yang lagi ruwet dengan pikiran sendiri.

The ugly

Yes man. Bagian ini masih jadi perjuangan saya. Untuk hal apapun yang bisa kamu sebutkan, seringkali saya memilih menyetujui. Alasannya : menghindari konflik, biar sama-sama senang, sama-sama tenang.


Seiring bertambahnya usia dan berkurangnya masa hidup, tentu saja dua poin terakhir itu tak boleh dibiarkan berlarut-larut. Belakangan ini saya mencoba menjadikan level keduanya agak di tengah-tengah, jangan kebanyakan. Susah sih sampai hilang. Yang penting, seimbang aja. Biarpun bad dan ugly, tetap ada gunanya kok.

Leave A Comment