After Comma,
Ibu saya suka menulis. Kata Ibu, sejak SMP, beliau sudah suka menulis di mading, menulis di catatan, menulis puisi, dan menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan pena.
Sampai sekarang, Ibu saya masih suka menulis. Di tasnya, kertas dengan penuh coretan berseliweran, sedikit berantakan. Isinya, nomor telepon kenalan baru (ini yang paling banyak). Kedua, harga belanjaan (bukan struk, tapi catatan harga jepit rambut, bawang putih, dan kebutuhan rumah lainnya). Ketiga, kertas juga banyak menuliskan nomor rekening (biasanya untuk bayar keperluan rumah ini itu). Keempat, biasanya catatan berisi pengingat; jadwal makan obat, jadwal kegiatan di tempat ibadah, tempat terakhir Ibu menaruh jam tangannya, atau jam terakhir Ibu menanak nasi.
Selain potongan kertas, Ibu juga punya banyak buku catatan, dari yang berukuran kecil ala warung, sampai buku tulis ukuran normal. Nggak semuanya habis tertulis. Biasanya, baru terpakai beberapa lembar, kemudian Ibu sudah lupa menaruhnya dimana. Ya kalau lupa, kadang posisi buku mungkin ada di catatan kertas yang seliweran tadi. Tapi, kalaulah kertas pengingat itu hilang, Ibu pun akan membeli buku baru. Makanya, bukunya banyak dan dimana-mana. :D.
Di usia beliau yang ke 68, Ibu jago whatsappan. Baru-baru ini, beliau bahkan bisa membuka link Youtube yang saya share di whatsapp (saya pikir Ibu akan bingung dengan fitur di ‘browser’. Eh ternyata Ibu bisa). Dan, yang baru saya sadari, Ibu selalu menulis dengan EYD (walaupun ketikannya kadang typo). Setiap kalimat dengan kata sapaan, akan ia potong dengan tanda koma dan spasi. Contoh:
- Mama sudah pulang, Hen.
- Mama sudah kirim fotonya, Vin.
Keren bener Si ibu!
This post is dedicated for my coming birthday. To be honest, I’m not afraid of having 1 more number added to my age when the day comes. What I noticed these last two years is that everytime my birthday is coming, I have this tense of thinking that ‘what if today was my last day? What if this is my last moment to meet anyone or to say anything? What should I do to make this day right?”
Trust me, it’s not like I’m feeling so worried after all. It’s more like the feeling that drives you to write everything down so if you’ll be gone by the wind after the day changes, you have something that keeps your last thought.
And for today, the story about my mother is what I want to tell you all.
Apart from that, if this was my last day, I’d also like to say how much my I feel blessed and loved by everyone I meet and I have. My family, friends, dear friends, and a person who always see me as a special human being. After all this time, I love you guys for giving such love and care for me that much.
If this was my last day, take this as my way of saying that I’m so glad to have you. And I know that you know how much I always mean the moment we spend together.
Cheers!
Felix
❤️!
nyonyasepatu
Ahhhh masih jago wa ibu kamu. Hebat
vinnydubidu
Iya Mbaa hebat juga ya dipikir2 😀