Surprise!
Crap!
Bunyi seorang teman yang baru mendapatkan kejutan yang membuat semua rencananya berantakan. Apa yang disusun sejak berminggu-minggu lamanya tak lagi bernilai karena situasi tak terduga yang datang tiba-tiba.
Kejutan.
Kapan terakhir kali kamu mendapatkan kejutan? Iya, keduanya. Yang menyenangkan dan yang kurang, atau bahkan menyebalkan. Serunya lagi, kadang ketiganya datang bersamaan dalam tempo sepersekian detik saja. Misalnya, kejutan berupa berita menyenangkan, yang setelah ditelaah beberapa detik kemudian membuat kamu berpikir bahwa itu tak sepenuhnya menyenangkan, bahkan cenderung melahirkan kesulitan. Yang tadinya senang, tak jadi senang.
Saya juga sering mengalami hal ini. Terakhir, kejutan yang tak terduga dari sektor pekerjaan. Menyenangkan sih di awal. Tapi siapa sangka membuat beberapa hari sesudahnya berlangsung bak cerita novel dengan segala plot naik turunnya. Endingnya, tak lagi menyenangkan, walau kemudian harus kemudian dihadapi lagi dengan tersenyum. See?
Kejutan kecil di kehidupan sehari-hari lebih sering terjadi lagi. Misalnya, rencana untuk tiba di kantor tepat waktu jadi porak poranda karena kejutan pagi. Alarm HP tiba-tiba ‘tidak berbunyi’, akibatnya telat bangun, jadi harus naik gojek, tapi aplikasi gojeknya berulang kali tidak menemukan pengemudi, berujung menemukan pengemudi tapi eh posisinya masih jauh di belahan sana, kemudian harus menunggu, nggak lama hujan gerimis, abang gojek bingung karena tidak tidak tahu tempat penjemputan, dan seterusnya.…
Kalau dipikir-pikir, sebenernya tak semua kejutan itu betul-betul sesuatu yang datangnya tiba-tiba. Ada hal tertentu yang alam bawah sadar kita sudah ketahui keberadaannya, namun tidak pernah kita acuhkan. Misalnya, kenyataan bahwa yang namanya pesen ojek di jam berangkat kerja ya akan berujung demikian, karena 5 ribu orang lainnya juga sedang melakukan hal yang sama.
Ada juga hal yang sudah kita sadari benar-benar ada, tapi berusaha kita abaikan. Misalnya? Kenyataan bahwa pilihan untuk melakukan A akan melahirkan B. Bahwa jika kemudian kita memilih A, lalu B muncul setelah sekian waktu, jangan sampai bikin kamu bak ditiup angin topan sebab ia tidak bisa sepenuhnya kita sebut ‘kejutan’. Karena, kita sudah tahu ‘mereka ada’.
Menulis ini hanya menjadi pengingat bagi saya dan kamu juga barangkali, bahwa apapun bentuk kejutan; baik yang disadari atau tidak, yang disukai atau tidak; akan selalu ada dalam hidup. Urusan berikutnya adalah, menghadapi ‘kejutan’ dengan akal sehat. Kejutan melahirkan emosi. Berarti, menghadapi dan mengendalikan emosi-lah yang akan menjadi tugas selanjutnya.
Semoga ke depannya lebih banyak kejutan membahagiakan daripada yang memusingkan.
Selamat libur panjang!