Tiba-Tiba Benar
Katanya, benar itu relatif. Benar itu persepsi. Yang benar untukmu, belum tentu benar untukku. Yang benar untuk mereka, belum tentu benar untuk kita. Demikian sebaliknya.
Makin ke sini, kayaknya kebenaran itu lebih kepada waktu. Sesuatu akan benar kalau sudah waktunya. Kalau belum waktunya, keliatannya dia salah. Tapi kalau waktunya sudah tiba, mau kamu bilang dia salah, mau kamu tolak mati-matian, atau cuekin habis-habisan, ya dia tetap benar.
Dulu, banyak hal yang saya anggap salah. Misalnya: orang yang berdiet mati-matian. Kala itu, saya berpikir, “ngapain coba diet. Hidup kan hanya sekali. Makan apapun selagi bisa. Mumpung belum sakit”. Uh, melenceng sekali ya pola pikirnya. Maapen.
Sekarang, saya tahu kenapa orang harus diet. Bukan cuma supaya badannya bagus. Tapi supaya badannya lebih sehat. Berat badan yang kelebihan itu bikin susah beraktifitas, gerak dikit capek, jalan dikit capek, bahkan bisa berefek pada mood yang kurang tertata. Dikombinasikan dengan olahraga rutin, keputusan berdiet bahkan bisa menjadikan hari lebih menyenangkan.
Dulu, kalau lihat orang kerja mati-matian, saya pikir, “uch kerja gitu-gitu amat. Nggak usah gitu juga kali, kan cuma kerja.” Nyatanya, yang namanya ‘kan cuma kerja’ itu ya memang begitu adanya karena begitulah bekerja. Harus keras, harus penuh tanggung jawab. Mau nggak enak, juga tetap harus dijalankan, karena judulnya kerja. Karena kamu terima gaji. Karena kamu dibayar. Nggak mau mati-matian? Libur lah namanya.
Dulu, saya sebel lihat orang marah-marah. Selain sebel, juga takut, karena nggak terbiasa berhadapan dengan situasi yang emosional bahkan sedari kecil. Tapi sekarang, saya sudah bisa melihat itu sebagai kewajaran. Banyak titik yang membawa seseorang pada kemarahan. Kalau sampai keluar, mungkin karena memang sudah nggak bisa dibendung lagi.
Kalau dikumpulin, banyak sekali hal-hal yang dulu saya anggap salah. Ada yang boleh diungkap, ada yang rahasia tentunya. Tapi, tulisan ini hanya pengingat bahwa perubahan itu wajar dan boleh terjadi. Termasuk perubahan persepsi tentang kebenaran yang mungkin muncul karena waktu, karena bacaan, karena ketemu orang. Atau, karena refleksi diri dan kontemplasi yang terjadi jam 4 pagi…
Kayak saya hari ini.

Lorraine
Sesungguhnya kebenaran itu relatif. Nice post Vin 👍🏽
vinnydubidu
Terima kasih, Mba Yoyen 😊
Bangkok – 160 | Vinnydubidu's
[…] ← Previous […]