Berapa Kali Hati Sanggup Patah?
Di tengah fun fact yang banyak muncul di pasaran semacam versi Buzzfeed atau yang modelnya semacam: manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan selama 3 minggu atau bisa bertahan tanpa tidur selama 264 jam, apakah urusan “hati” ini juga punya fakta unik secara ilmiah?
Karena kepo, saya pun bertanya pada Google.
How many times one can survive a broken heart?
Rupanya, ngga ada jawaban tepatnya. Kalau ada yang pernah ketemu, boleh ih ngasih tau.
*
Namanya manusia yang sering dikit-dikit emosi, kita sering dihadapkan pada situasi yang bikin hati rasanya nggak karuan, kadang bikin porak poranda, atau yang kemudian banyak disebut “patah hati”. Misalnya: saat dibentak bos, saat kehilangan binatang kesayangan, berantem hebat sama sahabat, atau patah beneran karena perpisahan percintaan atau perpisahan selamanya.
Cuman, meskipun udah mengalaminya berulang kali, tetap aja nggak pernah enak kalau kejadian sama kembali berulang. Hati tetap nggak karuan, perut tetap melilit, mata tetap panas, dan gejala fisik lain yang nggak enak tetap muncul, meskipun sudah terjadi yang kesekian kalinya.
Makanya itu, di era yang sering banget melahirkan penelitian-penelitian canggih, saya jadi penasaran: apa nggak ada “imun” patah hati? Semacam situasi ketika tubuh memunculkan kekebalan terhadap patah hati secara alami, karena seseorang telah mengalami xxx kali patah hati?
Dari semua hasil pencarian yang banyak didominasi oleh artikel how-to, saya paling nyantol dengan artikel ini karena ada penjelasan ilmiah tentang patah hati.

Inti utama artikel adalah penjelasan tentang Cardiomyopathy. Artikel ini menerangkan apakah yang kita sebut ‘patah hati’ itu beneran menggambarkan adanya gangguan fisik pada hati.
Dan jawabannya, iya!
Broken heart syndrome, also called stress-induced cardiomyopathy or takotsubo cardiomyopathy, can strike even if you’re healthy. (Tako tsubo, by the way, are octopus traps that resemble the pot-like shape of the stricken heart.)
Katanya pun, ini lebih sering menimpa perempuan daripada laki-laki (percaya?). Ketika situasi ini terjadi, ada peningkatan hormon stres yang menyebabkan dada terasa sesak. Situasi yang menyebabkan hal ini pun kurang lebih seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
Women are more likely than men to experience the sudden, intense chest pain — the reaction to a surge of stress hormones — that can be caused by an emotionally stressful event. It could be the death of a loved one or even a divorce, breakup or physical separation, betrayal or romantic rejection. It could even happen after a good shock (like winning the lottery.)
Tapi rupanya, masih menurut artikel ini, patah hati itu semacam adik-kakak dengan serangan jantung. Pasalnya, ketika mengalami situasi ini, ada gejala yang mirip ketika tubuh seseorang mengalami perubahan drastis pada tekanan darah dan detak jantung. Jadi, kudu waspada kalau misalnya hati lagi patah banget, sebab ada potensi serangan jantung.
Broken heart syndrome may be misdiagnosed as a heart attack because the symptoms and test results are similar. In fact, tests show dramatic changes in rhythm and blood substances that are typical of a heart attack. But unlike a heart attack, there’s no evidence of blocked heart arteries in broken heart syndrome.
Sisa penjelasannya, begini. Tentang bagaimana para ahli sedang mencari cara untuk menangani sindrom patah hati, agar tidak berakibat fatal.
In broken heart syndrome, a part of your heart temporarily enlarges and doesn’t pump well, while the rest of your heart functions normally or with even more forceful contractions. Researchers are just starting to learn the causes, and how to diagnose and treat it.
Menutup hasil pencarian ini, sebenernya saya belum puas-puas amat. Intinya, saya masih penasaran. Haha.
Cuman, gegara baca penjelasan di atas bahwa sindrom patah hati yang bisa mengarah ke serangan jantung, yang sudah jelas harus dilakukan kita semua sih: lebih rajin menjaga kesehatan.
Jagalah kesehatan hati dengan mengurangi potensi patah hati, plus jagalah kesehatan raga dengan lebih rajin olahraga.
Gimana?
(Nulisnya sambil dengerin ini…)