Perpanjang Visa USA Dengan Interview
Kalau judul postingan bisa di-garisbawahi dan di-bold, saya akan melakukan keduanya untuk format baru, sehingga menjadi “Perpanjang Visa USA Dengan Interview”.
Tahun 2014 lalu, saya bikin visa Amerika. Waktu itu, karena bikinnya untuk tur satu rombongan, via agency, dan dengan disponsori oleh kakak saya, saya nggak punya pengetahuan apa-apa dengan prosedur membuat visa Amerika. Jaman itu, Google pun belum se-“maha” sekarang. Jadi, saya nggak nyari-nyari tu info sama sekali tentang hal-hal terkait visa ini.
Proses bikin visa waktu itu nggak terlalu ribet sih. Saya dan rombongan diminta untuk mengumpulkan dokumen-dokumen basic ke agent. Nggak berapa lama, kami berangkat ke Jakarta untuk interview. Yang ditanya juga cuma kakak saya. Setelah itu, dapet deh visanya!
November 2019 ini, visa saya berakhir. Saya pun wajib memperpanjang visa ini lagi. Kalau sebelumnya, selama masa 5 tahun visa, saya cuma bisa berangkat ke Amerika satu kali, siapa tau kan kali ini bisa bertambah jumlahnya jadi… dua atau tiga kali. (ada amin?). Jadilah saya semangat sekali menyiapkan perpanjangan visa ini.
Kali ini, saya menyiapkan segalanya sendiri. Tentunya, berkat berbagai ulasan di Google, ratusan blog lokal dan internasional tentang “cara memperpanjang visa Amerika”, saya pun dapat banyak sekali referensi.
Secara umum, prosedur untuk memperpanjang (catat ya, memperpanjang, bukan bikin baru) adalah:
- Isi form DS-160 di sini (sesuai dengan data paspor, visa sebelumnya, rencana perjalanan berikutnya)
- Bikin jadwal appointment (in case ada dokumen kamu yang kurang, kamu akan diminta untuk wawancara)
- Konfirmasi bahwa visa telah diterima dengan Interview Waiver (kebanyakan aplikan untuk perpanjangan visa mendapatkan hak Interview Waiver / perpanjangan tanpa interview).
- Mengirimkan paspor, foto, konfirmasi interview waiver, ke Kedutaan Amerika, via kurir yang ditunjuk (RPX)
- Menerima paspor dengan visa dalam 3-5 hari kerja
Seyogyanya, memperpanjang visa Amerika sesederhana 5 step di atas. Persiapan paling ribet mungkin di poin 1 dan 2. Setelahnya, tinggal kirim, tunggu, terima. Jadi, kalau kamu search di Google perihal “perpanjang visa Amerika”, kamu akan disodorkan hasil pencarian dengan 99% tulisan tentang “Perpanjang visa Amerika tanpa wawancara”, atau “Hore! Perpanjang visa Amerika kini semakin mudah!“.
Sayang, cerita semudah itu tak berlaku untuk saya. Setelah poin nomor 1 dan 2 saya lakukan, bukannya konfirmasi Interview Waiver yang saya dapatkan, melainkan Interview Confirmation. Yes, saya diminta untuk wawancara!
Artinya, perpanjangan tanpa interview, tidak berlaku untuk saya. Atau, saya tidak eligible untuk memperpanjang visa tanpa wawancara.
Orang pertama yang saya cari setelah menyelesaikan semua proses, karena separuh penasaran, campur was-was (takut salah jawab), plus separuh masih berharap saya akan menerima konfirmasi untuk mengirim paspor saya dalam beberapa jam ke depan, adalah Mba Noni. Entah kenapa kepikirannya Mba Noni ya. Mungkin karena hampir 70% perjalanan saya mengisi form DS-160 itu, sambil ngikutin blog Mba Noni. :D. Langsung lah saya chat Mba Noni di Instagram, untuk mengkonfirmasi kejadian yang saya alami.
Dari chat singkat kami, saya pun menyimpulkan:
- Saya nggak (mungkin belum) nemu tulisan tentang perpanjangan visa Amerika dengan wawancara. Makanya saya separuh panik dan kehilangan arah, kemudian memutuskan bertanya langsung pada orang yang lebih berpengalaman.
- Konfirmasi interview waiver diterima setelah tahap kedua selesai dilakukan, via email. Nggak ada cerita tu, konfirmasi interview waiver diterima 1-2 hari sebelumnya (karena server error, misalnya).
- Tidak ada jaminan 100% bahwa perpanjangan bisa dilakukan via interview waiver. Sebut saja saya adalah 1% yang kurang beruntung.
- Sudah jelas, saya harus interview untuk memperpanjang visa.
Setelah chat itu, saya pun mulai rela dengan kenyataan kalau saya akan interview. Sekitar satu bulan saya menyiapkan segalanya. Buat yang kalian akan perpanjang visa, tenang banget. Banyak sekali referensi blog tentang persiapan untuk kebutuhan ini, termasuk dokumen yang perlu disiapkan. Saya sertakan di akhir tulisan ya nanti referensinya.
Hari Interview
Senin, 3 Juni, jam 7 pagi, adalah hari interview saya. Sebelum hari H, beberapa keluarga yang tau, bertanya kepada saya “kamu gugup nggak?“. Jawaban saya, enggak. Memang enggak sih. Tapi rupanya, gugupnya saya terjadi 12 jam sebelum interview. Alhasil, saya pelajarin semua dokumen saya, latihan nanya sendiri jawab sendiri, tidur nggak tenang sampai jam 2 pagi, dan bangun jam 4 pagi.
Saya berangkat jam 5 pagi, dan jadi orang pertama yang tiba (banyak juga cerita serupa, tenang aja :D). Sekitar jam 6.30, kami diminta antri di depan kedutaan, kemudian diberikan penjelasan singkat oleh security soal apa yang boleh dibawa, apa yang perlu disiapkan, plus absensi.
Setelah melalui cek security kedua di dalam gedung, sekitar jam 7 kurang, kami sudah di ruangan besar untuk memproses dokumen kami. Berbeda dengan 5 tahun sebelumnya, kali ini, kedutaan Amerika tampak lebih “loose“. Ada sekitar 5 orang anak muda berpakaian kemeja merah dan celana hitam, plus sneaker, yang membantu semua aplikan, mulai dari ambil nomor urut, posisi duduk, menyiapkan dokumen sebelum nomornya dipanggil, sampai membantu petugas loket juga.
Ada 3 pengecekan yang dilakukan di dalam ruangan.
- Pengecekan dokumen inti (dokumen konfirmasi wawancara, 1 lembar pas foto 5×5, dan paspor). Sisanya, simpen aja di tas.
- Pengambilan sidik jari. (kalau nggak salah, cuma butuh menunjukkan paspor).
- Interview (di bagian ini, saya inget cuma butuh dokumen konfirmasi wawancara dan paspor saja).
Sekitar jam 7.25, pengecekan 1 dan 2 selesai dilakukan untuk saya. Saya yang dapat antrian nomor 2 pun jadi grup pertama yang dipanggil interview. Sekitar jam 7.30, saya dan 2 orang lainnya dipanggil bersamaan ke 3 loket berbeda. 2 yang lain menghadap petugas berparas Asia. Saya menghadap petugas berparas bule banget.
Pas ini, saya tegang. Sedikit terbata-bata waktu menjawab dengan bahasa Inggris, walaupun yang ditanya pertanyaan biasa-biasa aja. Total waktu interview saya cepet banget, kurang dari 3 menit. Sementara saya sudah mendapat keputusan, sekilas saya mendengar di loket sebelahnya sebelah saya, masih sayup-sayup di sesi tanya jawab.
Sebagian besar cerita di blog tentang pengajuan visa Amerika ini diwarnai ketegangan dan drama. Tapi untuk saya kemarin, syukur sekali, interview berjalan dengan sangaaat cepat dan singkat. Dramanya juga nggak ada sih, kecuali saya nyampe kecepetan.
Apa saja yang ditanyain dalam durasi 3 menit, termasuk waktu petugas untuk mengetik?
- How are you?
- You have a visa before?
- Where did you go last time?
- Where do you plan to go this time?
- What for?
- Are you married?
- What do you do for living?
Setelah pertanyaan itu, saya pun jadi orang pertama yang meninggalkan ruangan di pagi itu, dengan kertas warna putih dan kelegaan luar biasa karena yes, wawancara ditutup dengan kalimat paling ditunggu-tunggu: You’re visa is approved…
Pelajaran
Berkaca pada pengalaman pribadi saya yang kebingungan nggak dapat referensi untuk perpanjangan visa Amerika dengan interview, saya pun bikin tulisan ini. Mengingat betapa bergunananya semua tulisan yang saya temukan di Google bulan lalu (terima kasih untuk yang sudah berbagi), mudah-mudahan tulisan ini juga berguna.
Berangkali nanti ada teman-teman yang mendapatkan kejadian serupa, perpanjang visa Amerika tapi dipanggil interview, dari pengalaman kemarin, sepertinya nggak perlu tegang-tegang amat ya apalagi kesel dengan diri sendiri (karena mungkin mengira salah ngisi sesuatu). Saya dan kakak kembali menyimpulkan, mungkin interviewnya untuk formalitas aja oleh kedutaan Amerika. Seperti sebagai final check sebelum kasih perpanjangan visa.
Apalagi kalau mengingat segepok dokumen yang saya siapkan betul-betul tidak tersentuh sama sekali (rekening koran, surat sponsor, itinerary, cv, kartu keluarga, akte kelahiran), karena yang dibutuhkan benar-benar cuman surat konfirmasi interview, pas foto 1 lembar, dan paspor.
Yang jelas, persiapan tetap kudu sih. Baca sebanyak mungkin referensi, supaya minimal pas ngisi, tau aja cara ngisi yang tepat. Jangan bohong juga. Saya ikut juga salah satu panduan blog yang mengatakan untuk jangan bohong soal jawaban seperti “punya keluarga di Amerika?”, atau contact person di sana. Karena nggak punya, saya jawab aja nggak punya, dan mencantumkan New York Public Library sebagai contact person saya di Amerika. Kalau udah mendekati hari atau jam H, ya udah deh, berdoa dan tenang aja. Kalau tidak ada niat buruk, niscaya, semua lancar, aman dan dapet kertas putih juga (alias dapet visanya)!
🙂
Referensi
Beberapa dari sekian banyak referensi berguna dari pengalaman kemarin:
nyonyasepatu
Selamat yaaa Vin 😊. Kayaknya mba bs dapat tanpa interview kemungkinan besar karena hampir tiap tahun ke sana. 2 temen yang lain juga sama soalnya. Gak dimintain interview mereka.