Apa Kabar? (2)

Hari ke berapa nih udah #dirumahaja? Karena saya nggak isolasi-isolasi amat, saya akan menghitung hari ini sebagai hari ke-9 sejak jam kantor saya berkurang. Kalau untuk warga Jakarta, kayaknya udah hari ke-14 atau lebih semenjak hari pertama isolasi di rumah.
Semangat!
Untuk yang betul-betul di rumah, pasti momen ini memberikan banyak banget perubahan. Mulai dari berubahnya rutinitas sehari-hari (udah jelas), pola dan frekuensi makan (udah pasti), jam tidur, sampe perubahan kerekatan/kerenggangan hubungan dengan yang di rumah (karena ketemu terus menerus berminggu-minggu). Soalnya, untuk saya yang masih keluar-masuk, perubahan itu pun mulai terasa. Apalagi kalian yang isolasi penuh.
Dari semua yang receh, ada beberapa perubahan yang agak berasa di saya. Singkatnya, kalau nggak ada momen ini, kayaknya nggak akan kejadian sih beberapa hal ini.
Donasi
Saya jaraaaaaang banget nyumbang, untuk apapun. Paling mentok, ngasih tip aja untuk ojek online. Itupun jarang-jarang dan ya sedikit aja (sesuai sisa dana di e-wallet).
Kemarin saya nonton shownya Jimmy Fallon dengan bintang tamu Tina Fey. Salah satu bahasannya soal banyaknya artis dan seniman yang karena Broadway tutup, jadi nggak bisa kerja dan nggak dapat penghasilan. Abis itu, saya baca postingan Dita yang makin ngegambarin gimana bedanya situasi New York sekarang. Lalu, saya baca berita soal angka pasien Covid-19 di New York yang bener-bener drastis. Begitu inget norak-noraknya saya karena kesenengan banget sama New York dan berbahagia dengan kerennya show Broadway, kok rasanya miris dan sedih.



Belum lagi, pas ngecek Twitter. Ada aja tu postingan soal mereka yang kesusahan mulai dari warga biasa, tukang ojek, pemilik toko / rumah makan, tenaga medis, dan lain-lain. Di tengah-tengah itu, banyak juga orang yang membantu dengan caranya masing-masing. Malah, makin ke sini, makin banyak yang sudah bergerak. Terus saya mikir, lah saya ngapain aja di sini?
Intinya, saya tiba-tiba pengen berdonasi.
Toh, pengeluaran beberapa minggu terakhir ini berkurang karena nggak ada jadwal nongkrong atau makan di luar. Nggak ada salahnya menyisihkan dana tersebut untuk donasi. Termasuk untuk yang di New York itu. New York kan jauh bener, Pin. Iya, gapapa. Ngebayangin salah satu pemain teater, atau kru panggung, atau tukang bersih-bersih di kota kecintaan saya itu, bisa menerima donasi saya, kok bikin hati adem.
Cerita begini bukan melabel diri jadi orang baik atau ngarep masuk surga. Toh yang ngurusin keluar masuk surga juga nggak baca blog saya. Tapi saya percaya aja, berapapun nilainya, apapun bentuknya, bantuan yang kita berikan pasti bermanfaat. Apalagi di tengah situasi begini. *sigh. Mudah-mudahan ini awal saya supaya nanti-nanti bisa lebih rajin membantu orang lain.
(Postingan di sini ngasih info beberapa pos donasi, kalau kamu mau. Yuk, selagi bisa.)
Podcast
Kalau yang ini nggak tau akan jadi semangat sesaat apa enggak. Cuman, akhirnya bikin podcast juga minggu lalu. Frekuensi posting pertama rutin banget (biasa, masih semangat). Tapi kayaknya terlalu rutin, plus belum ketemu konten asik lagi yang bisa dibahas. Saya pikir mau mengurangi aja ke 2-3 kali seminggu. Moga-moga bisa terus konsisten, sekonsisten tetap ngepost meskipun Covid-19 udah lewat. Boleh nih kalau mau follow. Xie xie. :)))
Gunting rambut
Ini yang paling wow sih. Agak bego juga dipikir-pikir.
Beberapa minggu lalu, sempet ada pesan berantai WA yang menjelaskan apa yang harus dilakukan setelah kita sampai ke rumah; cuci tangan, lepaskan sepatu / alas kaki di depan rumah, cuci kaki, ganti pakaian yang dipakai dari luar rumah, mandi, keramas, abis itu baru menyapa orang rumah.
PR saya dari semua langkah itu adalah keramas. Yang punya rambut panjang dan agak tebal, berasa kan ribetnya keramas sering-sering. Apalagi saya masih beraktifitas ke luar rumah. Jadi, keramas tiap hari kok rasanya malesin. Kemudian, saya pun kepikiran pengen potong rambut.
Eh ternyata salon langganan tutup juga gara-gara Covid. Katanya mungkin akan buka satu minggu lagi. Satu minggu kemudian, saya chat lagi. Katanya, masih tutup. Mungkin akan buka satu minggu lagi. Bisa juga, diperpanjang lagi.
Saya sedih plus stress, tapi ya paham-paham aja. Pas pulang kerja, saya iseng cek Youtube : short and straight hair cut tutorial. Abis saya tonton, saya pikir, “kok kayaknya bisa ya potong sendiri“. Apalagi kan untuk waktu lama, saya nggak akan kemana-mana, ketemu siapa-siapa, atau jalan-jalan (yang mewajibkan penampilan agak cakep biar fotonya bagus). Jadi, nothing to lose. Pikir saya detik itu.
Dan….
Malamnya, saya menjalani momen menegangkan, persis judul video ini. Saya cobain potong rambut sendiri ikutin tutorial Youtube.
I Tried Following Youtube Haircut Tutorial
DAN HUALA!
Semua terjadi dalam satu tahap pemotongan, dalam durasi 10 menit 40 detik (termasuk deg-degan). Kelar motong, nggak pake rapiin, nggak pake bikin layer, nggak pake lurusin kayak kata-kata Youtuber yang saya tonton itu. Soalnya, saya tau saya gagal. Daripada makin berantakan, mendingan saya berhenti.
Hasil akhirnya kalau dari depan sih baik-baik aja. Kalau dari belakang itu ya alahualam.
Pelajaran berharga untuk yang ini: kalau masih bisa tahan sama rambutnya, tahan-tahan dulu deh. Profesi tukang potong rambut ada di dunia ini untuk alasan yang jelas, kawan. Haha.
Cookpad
Oh yah, saya jadi bikin akun di Cookpad gara-gara suka nyari resep makanan. Itu loh, website yang isinya resep-resep masakan rumah, termasuk yang bisa dibikin tanpa mixer atau oven.
Pas saya daftar, ternyata banyak temen Facebook saya yang udah punya akun di sana juga. Saya pikir cuma ibu-ibu. Hehe. Ada yang ikut? Selain itu, saya juga seneng liatin akun Twitter @masakdarurat soalnya kayaknya resepnya gampang diikuti dengan peralatan sederhana tadi.
Ini beberapa makanan yang dipraktekkan dari resep Cookpad.
- Kue keranjang goreng tepung – berhasil
- Cilok – gagal
- Kue lapis kukus tepung terigu – rencananya weekend ini




Doa / ibadah
Apapun kepercayaan kita, nggak ada salahnya sih menyisihkan waktu untuk berdoa. Saya juga bukan umat yang taat-taat banget. Sering banget saya lebih milih nonton daripada doa, jalan-jalan daripada doa, tidur daripada doa. Tapi, melihat situasi sekarang, mumpung di rumah juga banyak waktu kosong, Netflix juga udah mulai itu-itu aja, nggak ada ruginya menyisihkan beberapa menit untuk meminta bantuan dari energi yang lebih besar daripada lebar kedua tangan dan tinggi badan kita. :).
*
Segitu dulu kegiatan ‘baru’ yang saya lakukan belakangan. Dimanapun kalian, semoga ada hal baru yang dikerjakan juga ya biar nggak bosen-bosen amat selagi #dirumahaja.
Sehat selalu, semua!
mysukmana
WFH sebenarnya memang membuat kita lebih berhemat ya kak
vinnydubidu
Hmm tergantung ya, Mas. Ada juga yang karena di rumah terus jadi suka ngecekin online shopping 😂. Tapi perlu direm sih. Baiknya hemat ya.