
Malam Tahun Baru di Times Square
Postingan ini sudah mulai ditulis sebelum pandemi Covid-19, lalu terhenti karena biasa, malas. Pas sore ini ngobrolin cerita jalan-jalan sama Mba Noni, kok rasanya senengg banget mengenang masa liburan di tengah situasi gini. Walaupun nggak bisa boong, pas ngelanjutin ini, nyesek juga mengingat momen ini terjadi belum genap 4 bulan lalu.
Jadi, dalam misi bisa kembali merasa senang, saya selesaikan tulisan ini. Semoga bisa membawa kalian ‘pindah tempat’ sesaat, pun sedikit senang. :))

Warga New York khususnya atau Amerika pada umumnya, kayaknya cukup familiar dengan event ini. Tapi, tidak temen-temen saya. Beberapa agak bingung, bahkan ada yang baru pertama kali denger soal ini.
Jadi, sebelum cerita lebih lanjut lebih lanjut, kita mulai dengan sedikit informasi tentang Ball Drop atau Ball Drop Times Square. Sumbernya: Wikipedia.
Sesuai namanya, yang terjadi di malam ini adalah ada ‘bola jatuh’.
Tapi tentunya bukan sembarang bola yang bisa bikin lebih dari 1 juta orang dari berbagai belahan dunia, ngantri dan berdiri di Times Square berjam-jam demi menyaksikan bola ini.
Alkisah, Times Square Ball Drop terjadi pertama kali tanggal 31 Desember 1907. Ide ini dicetuskan oleh Adolph Ochs, pemilik harian The New York Times (singkatnya Times). Waktu itu, Adolph cuma ngidein aja pengadaan penurunan bola gede sebagai selebrasi untuk gedung baru Times di One Times Square. Untuk menggenapkan misinya, Adolph meminta Artkraft Strauss untuk mendesain bola yang bagus, besar, dan kuat tentunya, untuk ditempatkan di puncak gedung One Times Square.
Tepat di malam pergantian tahun 1907, bola dengan berat sekitar 320 kg dan diameter 1,5, meter, serta berhiaskan lampu warna warni itu dijatuhkan dari puncak gedung One Times Square. Seremonial ini sekaligus menjadi penanda peresmian gedung baru The New York Times.
Eh ternyata ide Adolph ini menarik perhatian masyarakat umum. Banyak yang tertarik nonton. Dari sana, selebrasi yang sama terus dilakukan di tahun-tahun berikutnya. Bola pun dimodifikasi menjadi lebih bagus, lebih meriah, dan lebih besar. Sejak itu, setiap malam tahun baru, (kecuali tahun 1942 dan 1943, karena masa perang). Hingga tahun 2019 lalu, Ball Drop Times Square resmi menjadi acara malam tahun baruan khas warga New York/Amerika.
Kini bahkan ukuran bola sudah berkembang hingga diameter 5 meter, dan berat hampir 6 ton. Nambah 4-6 kali lipat dari ukuran awal.
**
Merayakan tahun baru di Times Square New York udah jadi misi saya dari lamaa banget. Tapi saya sempet ciut setelah menceritakan rencana ini kepada beberapa orang. Soalnya tiap dikasih tau (khususnya ke orang Amerika), reaksinya selalu: “Yakin lu? Kan dingin banget kalo malam tahun baru?”. Atau “Gue sih ogah“. (Ya iya malih, kan situ tinggal di sono).
Intinya, 3 dari 3 orang yang saya temui, berkata demikian.
Tapi, mungkin emang udah jalan saya untuk menggenapi cita-cita ini tahun 2019 lalu. Waktu mampir ke Washington DC, saya dapet temen baru asal Taiwan dan Indonesia yang ternyata juga pengen ke sana, dan lagi nyari barengan. Kebetulan mereka juga travelling sendiri. Tuh kan, universe conspires! Ya udah, dari sana kami langsung menyusun rencana sekaligus janjian untuk ketemuan di New York tanggal 31 Desember siang.
Hari H pun tiba.
Jam 12, kami ketemuan untuk makan siang. Sebagai gambaran, spot paling bagus untuk nonton Ball Drop adalah area Times Square di sekitaran 42nd sampai 44th street. Tapi, akses ke area ini pun sudah ditutup dari berbagai penjuru. Jadi biar deket, kami makan siang di lokasi terdekat, yakni sekitaran 40th street. Di jam 12 siang itu, atau 12 jam dari jam puncak, sudah ada antrian puanjang sekali menuju ke spot bagus tadi.

Kelar makan, sekitar jam 1.30 siang, kami mulai mencari titik awal antrian. Karena banyak blok yang ditutup tadi, kami pun harus muter. Pas nyampe titik ujung 40th street (menjauhi Times Square-42nd), awal antrian belum terlihat. Lalu jalan lagi makin jauh, nyampe jalan 38th, masih belum ada awal antrian. Sampai akhirnya, pas nyampe 36th street, baru kami ketemu awal titik antrian. Jadi, kami mengantri dari titik sejauh 6 blok dari lokasi acara. Untuk diketahui lagi, jarak antar blok sekitar ±200 meter.
6 blok x 200 meter = 1,2 km dari final destination.
Sekitar jam 3 sore, kami mulai mengantri.
Berdiri.
Dan bersabar.
Sekitar jam 5 sore, kami tiba di pemeriksaan pertama oleh NYPD. Di sini, petugas meminta kami mengeluarkan semua isi bawaan, kemudian men-scan bawaan kami,untuk memastikan tidak ada barang berbahaya. Di titik inlah, saya menyerahkan backpack kecil saya untuk masuk di truk sampah yang udah standby di samping petugas. Iya, nggak boleh bawa backpack kayak gambar di bawah. Apapun bentuk, harga, dan alasannya, nggak boleh. Selain backpack, nggak boleh juga bawa: kursi lipat, air minum, alkohol, apalagi petasan / mercon.

Selesai pemeriksaan pertama, kami antri lagi. Saya pikir, udah langsung masuk ke titik acara. Eh ternyata belom. Sekitar 30 menit dari lokasi pertama, ada pemeriksaan kedua. Prosesnya sama, cuma di pemeriksaan kedua, badan kita juga di-scan.
Nah, kelar pemeriksaan ini, udah deh, kita akhirnya masuk ke area acara. Dan, saking banyaknya manusia, saya dan kedua teman saya pun wajib puas bisa berdiri di 40th street. Bye-bye jalan 42.
Mendekati jam 6 sore, sesi menunggu malam tahun baru kami pun dimulai. Berdiri di titik yang sama, bentar-bentar saya terdorong ke depan, ke samping, atau ke belakang, karena ada aja yang dorong-dorongan sedikit, atau keluar masuk karena mungkin kebelet pipis lalu nggak kuat lagi. Suhu malam itu sekitar 1-2 derajat Celcius.
Tepat jam 6 teng, siaran live dari TV dimulai, pertanda acara juga dimulai. Program dibuka dengan narasi pendek tentang sejarah Times Square Ball Drop oleh Steve Harvey yang kami saksikan di screen kecil tinggi nun jauh di sana. Iya, jauuuuh banget. Karena screennya juga kecil banget, jadi cuma keliatan setitik. Plus karena outdoor, suaranya nggak jelas banget.
Dari sana, acara dilanjutkan dengan opening dari presenter (nggak tahu siapa), dan sambutan dari bos-bos perusahaan sponsor utama Ball Trop tahun ini. Dan tarian pembuka dari perkumpulan mahasiswa Cina-Amerika, yang juga jadi sponsor utama.
Perlu diketahui, ternyata pengisi acara Times Square Ball Drop ini muncul sejam sekali. Malam itu, pengisi acara ngetopnya, yang kebetulan saya tahu namanya hanya Post Malone dan BTS. Untuk yang non artis, ada semacam tarian latin ala Spanyol atau Meksiko (kayak tarian daerah kita kali ya). Lalu diselingi lagi acara kesenian dari sponsornya lagi. Total durasi ada pengisi acara di panggung cuma sekitar 15 menit. Selebihnya, panggung hanya diisi dengan musik playback. Di beberapa waktu, sempet terdengar check sound, mungkin pengisi acaranya yang blocking sebelum jamnya nampil.
Ya udah deh. Siklus per jamnya persis gitu. Kami bertiga dari yang semangat, kedinginan, ngantuk, duduk, ngemil, kedinginan, joget-joget, sampai ngantuk lagi, mencoba terus bertahan seraya menguatkan satu sama lain bahwa jam 12 sebentar lagi. Sempat gerimis pula. Untung saya nggak sengaja bawa jas hujan. Langsung deh saya pakai di tengah-tengah orang yang kehujanan.
Sampai akhirnya, jam menunjukkan pukul 23.30 malam! Iya, masih setengah jam.
Tapi di sini, kami udah semangat lagi, karena presenternya juga nongol lebih lama di panggung. Pengunjung juga makin ribut.
Jam 23.50, ribuan layar HP udah mengawang-ngawang di atas kepala. Bunyi terompet mulai saling bersahut-sahutan. Tepuk tangan pengunjung semakin riuh. Suara musik semakin kencang.
Jam 23.59, countdown pun dimulai!
TEN, NINE, EIGHT, SEVEN, SIX, FIVE, FOUR, THREE, TWO…
Eh tunggu.
Dari jam 23.59 tadi, bolanya mulai turun sedikit demi sedikit.
ONE!
Bola pun SAMPAI di titik paling bawah!
YEEEEA!
Sekitar 10 detik sesudahnya, berkumandanglah lagu fountain show Grand Indonesia.
“Start spreading the news, I’m leaving today…“
Lagu “New York, New York”-nya Frank Sinatra malam itu langsung bikin saya senyum gede banget karena seneng luar biasa.
Jam 00.01, 1 Januari 2020, saya resmi pernah malam tahun baruan di Times Square New York.
YES!
Gimana perasaan merayakan malam tahun baru di Times Square untuk pertama kalinya?
Luar biasa sih. Bener deh. Terlepas dari dinginnya, nunggunya, pegelnya berdiri 9 jam nonstop, pengalaman ini pastinya nggak akan terlupakan seumur hidup.
Tapi kalau ditanya, mau coba lagi malam tahun baruan di Times Square? Mungkin saya akan mikir-mikir lagi.
Or, maybe it’s not a bad idea after all.
Mungkin malam tahun baru di Times Square tak lagi sama setelah ini. Siapa tahu. 🙂
**
Lebih lengkap soal malam tahun baruan di Times Square, mulai dari yang perlu disiapin, sampai hal lain yang perlu diketahui, bisa cek ke sini: jadwal malam tahun baru atau tanya jawab lengkap soal malam tahun baruan di Times Square.
bara anggara
Kalau saya sih jujur aja sama kaya jawaban org2 amrik itu, ngga mau ngantri lama2 untuk event ini apalagi saat dingin2nya,, #dirumahaja mendingan wkwk…
eh itu bolanya diturunin pake alat atau gimana? soalnya kan berat2 bgt ya,, kalau langsung dilempar, trs booom,, tempat pendaratannya bisa retak2 kan?!
-Traveler Paruh Waktu
vinnydubidu
Iya ya emang perlu niat banget baru mau dingin2an berjam-jam.
Bola itu turuninnya diki-dikit deh. Kalau langsung turun, nggak seru juga. Kalau dilempar ya nggak kuat juga yang ngelempar.
Nggak perlu dipikirin lah ya turunnya gimana. Yang penting tahun baruannya seru aja, udah cukup. Hahahahaha.