
Keputusan

Halo kamu, dimanapun kamu berada. Seberapa sering kamu dihadapkan pada situasi untuk mengambil keputusan? Lalu, bagaimana perbandingan keputusan salah dan benar? Kalau salah mutusin, gimana?
Menurut saya, pelajaran paling besar dalam hidup itu bisa didapat saat kita melakukan kesalahan. Kalau keputusannya bener, tetap ada pelajaran sih. Cuman, kalau sampai salah, pelajarannya akan kita ingat bener, di kepala dan hati.
Dulu. saya orang yang nggak mandiri sama sekali. Mungkin faktor menjadi anak paling kecil di keluarga mempengaruhi hal ini. Dari kecil, sebagian besar keputusan sudah ditentukan orang lain, saya tinggal menjalankan. Kebiasaan ini, saya bawa sampai saya kuliah, hingga 3 tahun pertama saya bekerja.
Setiap kali dihadapkan pada pilihan, saya susah banget mutusin. Misalnya, waktu akan memutuskan untuk pisah kamar dengan kawan setelah sebelumnya tinggal bersama selama beberapa semester awal kuliah. Wah, berat bener itu mutusin pindah kamar, sampe nangis-nangis. Rasanya kayak putus cinta, padahal cuma pindah kosan yang masih sebelahan gangnya Haha. Lalu, ketika akan berhenti kerja, mutusinnya juga berat setengah mati. Akhirnya, saya menyerahkan keputusan saya pada orang lain.
Hasilnya? Menjalankan keputusan yang diambil orang lain itu, susah. Terlebih, kalau keputusan itu bertentangan dengan yang kamu mau. Sering kali, posisi ini saya alami karena: kita takut menyakiti hati orang lain, takut berkonflik dengan orang lain, atau emang bingung aja nggak jelas pengennya apa.
Tapi, beruntung sifat ini berubah sejak 5 tahun lalu. Berada di lingkungan pertemanan dan pekerjaan yang tepat, membuat keberanian untuk mengambil keputusan sendiri muncul pelan-pelan.
Proses mengambil keputusan sendiri memang nggak gampang. Apalagi kalau ngebayangin bahwa jika keputusan tersebut gagal, kita sendiri yang wajib bertanggung jawab.
TAPI, kenikmatan bisa mengambil keputusan sendiri juga luar biasa besar. Kalaulah pada akhirnya keputusan itu tidak berakhir seperti yang kita harapkan, penyesalannya tidak sebesar dan seberat dibanding jika kita mengambil keputusan yang tidak kita inginkan.
Blibet nggak ya?
Sebenernya, saya cuma pengen bilang. Daripada menjalani keputusan orang lain dengan berat hati, lebih baik menjalani keputusan sendiri dengan berat hati.
Percayalah, biar gimanapun, keputusan yang diambil atas dasar menjaga keragaan dan kejiwaan kita sendiri, akan bisa dijalani dengan lebih mudah, dibandingkan mengambil keputusan untuk menyenangkan orang lain. 🙂