
Dibikin Galau Tabungan Jenius USD
Setelah trip ke New York akhir 2019 lalu, saya sungguh kagum sama kemudahan bertransaksi dengan tabungan USD yang disediakan Jenius BTPN lewat Jenius M-Card (kartu Debit Visa). Nabungnya mudah, bisa dipake belanja, bisa dipake buat bayar subway, jajan minum di vending machine, atau beli cemilan di convenient store. Intinya, mudah!
Nggak lama dari trip itu, saya juga pakai Jenius M-Card waktu ke Singapura. Mudah banget, tinggal aktifkan mata uang SGD di aplikasi, pastikan ada dana SGD yang sudah dibeli jauh-jauh hari, lalu belanja deh dengan cara sama seperti di New York.
Dengan menggunakan Jenius, saya nggak perlu bingung nuker uang di money changer, tinggal klik klik aplikasi, dan menurut saya jauh lebih hemat apalagi kalau beli mata uang asingnya jauh-jauh hari. Nilai tukar uang waktu saya travelling rata-rata jauh lebih tinggi daripada waktu saya beli mata uang asingnya untuk ditabung di Jenius, jadi lumayan hemat di sana.
Sebagai ilustrasi, rata-rata nilai tukar untuk USD yang saya beli di Jenius adalah Rp 14.200an. Saat saya belanja di sana, nilai tukar menjadi sekitar 14.500. Kalau menggunakan kartu kredit, bisa di angka 14.700an.
Semua kemudahan ini saya sering bangga-banggakan ke teman saya, apalagi waktu Jenius jadi sponsor utama Ali & Ratu-Ratu Queens di Netflix! Nggak ada hubungannya sama saya sih. Cuma rasanya saya kok deket sama Iqbal waktu adegan dia tap m-cardnya di Subway.
Tapi, kecintaan saya pupus sejak 2 minggu lalu.
.
Bulan lalu, saya ke Amerika. Bermodalkan tabungan USD yang sudah saya isi perlahan-lahan sejak tahun lalu, saya pun berangkat. Di benak saya, saya akan menggunakan kartu Jenius ini dengan cara sebelumnya.
Sebulan berjalan, saya aktif menggunakan Jenius selama di sana. Walau sempat gagal transaksi di beberapa merchant, kartu Debit Jenius ini tetap menjadi kartu utama saya.
Untuk kamu yang belum familiar dengan Jenius,
Jenius adalah bank digital besutan BTPN. Diperkenalkan sejak 2016, Jenius menjadi salah satu pionir digital banking di Indonesia.
https://orangkamar.com/review-5-bank-digital-indonesia-mana-yang-terbaik/
Karena memang ditargetkan untuk pengguna muda yang nggak mau ribet, proses nabung Jenius pun sangat dimudahkan. Untuk saya, fitur paling favorit Jenius adalah Debit Jenius untuk USD, dan Maxi Saver (deposito dengan bunga yang cukup tinggi dibanding yang lain). Kerena peruntukannya memang untuk nabung, saya nggak menyimpan tabungan Rupiah untuk kebutuhan sehari-hari, di Jenius.
Kembali ke trip Amerika, sepulangnya ke Indonesia, saya bermaksud menyetor uang ke tabungan Rupiah saya yang kebetulan tidak ada saldo. Eh setelah saya setorkan uangnya, saya baru ngeh kalau ternyata tabungan saya ini minus sekitar Rp 2,5 juta. Alhasil, uang yang saya setor malah mengurangi utang / dana minus tadi. Dana yang saya setorkan, gone.

Karena bingung, saya pun menghubungi Jenius Help via Jenius Chat – fitur kontak CS di aplikasi, dengan mengajukan beberapa pertanyaan :
- Kenapa dana saya minus? (karena tidak ada history mutasi dana minus)
- Transaksi apa dan di mana yang membuat dana tersebut minus?
- Apa yang harus saya lakukan supaya nggak minus lagi?
Seperti proses mengontak CS yang sering berliku, saya pun mengalami cerita sama. Kali ini, bukan ke CSnya, tapi ke aplikasi yang sering disconnect tiap 15 detik, sementara si CS belum membalas pesan saya.
Karena kesal, saya menghubungi Jenius Help, via telepon. Proses ini tak banyak membantu. Katanya, data yang saya butuhkan hanya bisa diakses oleh Jenius Chat. (aneh ya, biasanya kontak via Telepon yang bisa memberikan lebih banyak asistensi untuk urusan komplain).
Setelah bolak-balik antara aplikasi dan telepon, saya akhirnya diarahkan untuk bertanya langsung ke kantor cabang. Saya pun ke kantor cabang.
Dari kantor cabang, (tentunya) saya diminta untuk menunggu kembali karena ada data yang harus diminta ke Jakarta. Beberapa hari setelah kunjungan pertama, saya dikontak staf yang membantu terkait pertanyaan pertama saya, kenapa dana saya minus. Ok, saya terima jawabannya. Pertanyaan kedua saya belum bisa dijawab karena data tersebut hanya bisa diberikan oleh Jenius Chat langsung ke nasabah, sehingga saya disarankan untuk berbicara langsung dengan CS, namun dengan menelepon dari kantor cabang. Saya pun menyanggupi kunjungan kedua.
Singkatnya, setelah 5 kali telepon dengan durasi minimal 20 menit (nunggu-jelasin-nunggu-ngomel dikit-nunggu), 10 kali chat, dan 2 kali ke bank, selama 2 minggu, inilah hasilnya.
Satu, dana minus terjadi karena ada selisih penagihan dari Visa ke Jenius atas beberapa transaksi saya di Amerika. Dua, saya akhirnya mendapatkan informasi nilai dan lokasi transaksi yang dimaksud. Karena ada selisih Visa ke Jenius tadi, Jenius kemudian menagihkan dana atas 3 transaksi tersebut (nilai total, bukan selisih) ke rekening Rupiah saya (yang tidak ada saldonya). Lalu, untuk jawaban pertanyaan ketiga, saya wajib menyetorkan uang senilai yang ditagihkan, untuk kemudian akan dikembalikan lagi oleh Jenius ke rekening saya.
Sampai sini, ada yang bingung? Sama, saya juga! Kenapa saya jadi dibawa-bawa untuk bayar selisih dana antara Visa dan Jenius? Tujuan saya beli USD di Jenius adalah justru untuk menghindari urusan selisih-selisih ini. Kalau setelah bayar dengan Jenius USD, kemudian saya dicharge lagi dengan IDR, apa poinnya saya beli USD di Jenius? Duh.
Hari ini (1 Oktober), saya menyetorkan nilai uang saya yang minus tadi, sehingga tidak ada nilai minus lagi di tabungan Rupiah saya. Sayangnya, saya lupa nanya ke CS, berapa lama proses refund ke tabungan saya?
Jadi, saya akan coba pantau 3-7 hari kerja.
Update 2 Oktober:
Dana saya sudah dikembalikan. Cepet juga! Namun nilai yang saya terima, lebih sedikit dari yang saya bayarkan. Mungkin ini yang dimaksud selisih tagihan Visa ke Jenius. Saya tetap bingung nih. Kalau memang ada selisih kurs, harusnya semua transaksi dikenakan selisih. Kenapa cuma 3 transaksi itu? Well, yang penting sudah beres. Cuman, saya akan tetap lebih was-was untuk transaksi lagi ke depannya, sampai saya dapat penjelasan ini.
.
Waktu minggu pertama dibikin bingung oleh transaksi ini, saya sempat mencari referensi di internet soal digital bank lain dengan fitur sejenis karena ingin pindah bank saja. Sayangnya, saya belum nemu bank lain dengan benefit dan kemudahan penggunaan seperti Jenius. Jadi, niat ini saya urungkan dan gantikan dengan menelepon CS berulang kali.
Sungguh cerita ini membuat saya serasa mengomeli pasangan yang masih saya suka banget. Kesel tapi masih suka. Pengen dia berubah, tapi susah.
Oh, Jenius…
Silakan kalau kamu punya cerita sama, atau bisa membantu kebingungan saya.
.
Nita
Wah ternyata ya.. temen2ku pd bikin jenius krn kemudahan transaksi di LN, butuh aku send ke mereka nih artikel ini..
Vinny
Iya betul, Mba. Aku kebantu banget sih kalau jalan2 pake Jenius. Plus historuy beli ini itu jadi kecatat karena bisa cek di aplikasi, daripada bayar cash! 🙂
Ira
kalo pindah ke bank J itu gimana Vin? denger-denger mereka kayak Jenius di awal awal. Huhuhu deg-degan juga kalau k luar negeri terus tiba-tiba pulang dutagih utang kayak gini yaaaa x_x
Vinny
Pindah ke bank J yang mana, Iraa? Aku nggak jadi pindah. Masih tetap dengan Jenius. Tapi bener katamu. Jadi was2 kalau lain kali kejadian lagi. Menurutku agak kecolongan di sistemnya yang tiba2 nagih selisih beda kurs itu. Minimal harus ada pemberitahuan di awal, nggak tiba-tiba begituh. Sayangnya mereka belum bisa jelasin penyebabnya apa.
Ira
Bank J*ago Vinny. Mereka masih baru dan berhubung masih nyari nasabah, jadi masih banyak keuntungan yang bisa didapet. Aku lagi memikirkan mau buka tabungan di sana. Walaupun sama denganmu, sampai sekarang aku masih pake jenius.
Vinny
Ah, aku denger soal bank itu. Tapi, aku agak konvensional nih dengan pilihan menabung. Jenius yang go digital itu semacam gebrakan haha. Bilang2 ya kalau kamu jadi cobain bank baru. Mungkin kalau benefitnya bagus, boleh kita pertimbangkan juga ya. 😀
Ira
aku pun sama denganmu Vinny….buka jenius itu gebrakan buatku. makanya ini masih menimbang plus-minus dari bank-bank digital lainnya