Indonesia Vinny  

Be Present (Lagi)

Kemarin sore, saya dengerin Youtube wawancara Maudy Ayunda dan Dewi Lestari. Bahasannya 80% tentang Mindfulness.

Tiga bulan lalu, saya bikin postingan soal Be Present. Tentu saja waktu itu saya bikin karena saya merasa butuh diingatkan untuk selalu lebih ‘napak’ di masa sekarang. Apa ada perkembangan dari tiga bulan lalu? Tentu belum. Haha.

Entah kenapa, saya kok terkesan sekali dengan wawancara Maudy dan Dee itu. Inti bahasannya pasti udah banyak kita dengar, entah dari quote yang di post di Instagram, Shorts di Youtube, atau mana aja, seputar pengingat-pengingat untuk be present.

Dalam salah satu bagian, Dee bilang bahwa ‘be present’. itu harus diniatkan. Kalau nggak diniatkan, ia nggak akan terjadi. Yang kedua, kondisi ‘menapak’ sulit terjadi ketika selalu ada kata ‘sambil’. Yang terakhir, ketika dimensi waktu menjadi melebar, atau ‘nggak terasa’, itu adalah indikasi di mana kita sangat ‘napak’. (Yang terakhir ini juga bisa jadi definisi untuk menentukan kesenangan kita. Hal yang membuat kita lupa waktu, bisa jadi adalah passion kita.)

Dari ketiganya, saya paling susah melakukan dua yang pertama. Meniatkan dan tidak menyambilkan. Seringkali niat untuk ‘be present’ datang setelah present-nya udah lewat. Kalau udah gitu, artinya telat kan. Kalau udah lewat, sebaiknya mungkin langsung mengatur pikiran untuk meniatkan diri untuk be present di waktu yang itu. Bukan terhadap yang sudah lewat.

Yang kedua, tidak menyambilkan. Saya coba pikir-pikir. Dari kegiatan umum yang saya lakukan sehari-hari, kapan saya nggak melakukan dua aktivitas bersamaan (terkecuali tidur, dan mandi). Makan biasa sambil nonton Youtube. Baca buku sambil denger lagu, bahkan seringkali harus cek HP. Jalan kaki sambil denger podcast. Masak sambil nonton Youtube. Duduk di toilet sambil liat Instagram. Saat sembahyang yang seharusnya jadi media terdekat untuk ‘be present’ karena hampir serupa dengan meditasi pun, pikiran saya selalu maju ke depan atau ke belakang. Selalu.

Terakhir ini, saya baru mencapai sesuatu. Harusnya, membahagiakan dan melegakan. Bila perlu, pantas dirayakan. Tapi, saya adalah saya. Haha. Di moment saya tahu saya dapat itu, saya malah khawatir. Khawatir nanti ada sesuatu yang bikin itu kacau, atau saya yang akan bikin kacau. Butuh waktu 1-2 minggu sampai saya agak bisa merasa bahagia karena pencapaian itu. Itu pun perlu diingatkan terus, “nggak usah khawatir lagi”.

Beban banget kadang-kadang punya pikiran macam gini. Sebesar apapun kejadian yang seharusnya bikin kita merasa ‘ada’, tetap nggak bisa bikin kita ‘ada’, atau ‘tinggal di momen tersebut’.

Makanya, apa yang Dee dan Maudy bahas di Youtube itu, betul-betul jadi pengingat di waktu yang tepat untuk saya.

Be present. Niatkan. Jangan ‘nyambi’.

Tapi, saya senang sih belakangan ketemu podcast yang konten-kontennya pas dengan kebutuhan. Salah satunya ya podcastnya Maudy dan Dewi Lestari ini. Walopun masih berusaha, tapi paling enggak, dengan semakin sering diingatkan, mudah-mudahan kita bisa lebih melatih diri. Paling enggak, kalau misalnya dalam 24 hari, saya bisa merasa ‘be present’ untuk 15 menit saja, itu udah pencapaian.

Untuk kamu yang seperasaan, mari sama-sama berjuang! Jangan lupa, rayakan juga kalau ada pencapaian! 🙂


Menyambut weekend, kita tutup post ini dengan lagu!

Saya baru kali ini perhatiin lirik lagu Virtual Insanity dari Jamiroquai yang padahal selalu saya suka dengerin. Lagu ini dirilis tahun 1990, tapi kok relate aja bener sama sekarang.

And nothing’s gonna change the way we live
Cause we can always take, but never give
And now that things are changing for the worse, see
Whoa, it’s a crazy world we’re living in

Futures made of virtual insanity, now
Always seem to be governed by this love we have
For these useless, twisting, of our new technology
Oh, now there is no sound, for we all live underground

And I’m thinking what a mess we’re in
Hard to know where to begin
If I could slip the sickly ties that earthly man has made

And now every mother can choose the color
Of her child, that’s not nature’s way
Well, that’s what they said yesterday
There’s nothing left to do, but pray
I think it’s time to find a new religion

HAPPY WEEKEND, SEMUANYA!

Leave A Comment